Bencana di Sidoarjo
DPRD Minta Stop Kontroversi Bupati Sidoarjo Hardik Korban Puting Beliung
"Ah, sudahlah tidak usah diteruskan. Jangan dipanjang-panjangkan. Yang penting, warga di sana kami perhatikan secara baik," kata Wakil Ketua DPRD.
Penulis: Miftah Faridl | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SIDOARJO - Wakil rakyat biasanya bersikap kritis terhadap kepala daerah. Tapi di Sidoarjo, Wakil Ketua DPRD Taufik Hidayat meminta agar stop kontroversi Bupati Saiful Ilah menghardik rakyat korban puting beliung di Dusun Bangunsari, Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon.
Dia menilai, masalah ini bisa diselesaikan secara baik. "Ah, sudahlah tidak usah diteruskan. Jangan dipanjang-panjangkan. Yang penting, warga di sana kami perhatikan secara baik," ujarnya, Selasa (14/4/2015).
Dia menyadari, keluh kesah warga terkait jalan akses ke desa itu yang rusak parah. Karena itu, Taufik berharap keluhan warga direspons pemkab tanpa perlu menunda-nunda.
Katanya, perhatian pemkab itulah yang akan meluluhkan hati warga. Memang selama ini ada pembagian wewenang dalam mengurus jalan. Ada jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi dan ada pula yang dikelola pemkab.
Bila jalan di sana ranahnya pusat, pemkab berkewajiban untuk berkoordinasi dengan pusat.
Masyarakat, kata dia, tidak bisa membedakan mana jalan yang menjadi tanggungan pusat, provinsi dan pemkab.
"Tapi masyarakat tahunya ya pemerintah di sini yang tanggung jawab. Memang tidak sepenuhnya salah. Kami harus mengerti perasaan mereka," ujarnya.
Dia meminta agar Dinas PU Bina Marga mau mengalokasikan anggarannya untuk perbaikan sementara agar masyarakat di sana tidak kesulitan beraktifitas.
Dana itu bisa diambil dari angaran perawatan jalan yang dimiliki Dinas PU Bina Marga.
Diberitakan sebelumnya, Dirun, Sarju dan warga Dusun Bangunsari, Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon pantas protes kepada Bupati Saiful Ilah karena jalan menuju desa mereka rusak parah.
Desakan warga membuat Saiful naik sarah dan mendapmprat Dirun dan Sarju. Memang, untuk menembus lokasi yang diterjang puting beliung itu tidaklah mudah.
Jalan rusak atau tepatnya disebut makadam, membentang sejauh lebih dari 5 kilometer. Jalan penuh lumpur dan genangan air.
Terlebih ketika hujan lebat. Jalan di sana berubah menjadi kubangan. Warga pun terisolasi. Cara satu-satunya yang bisa dilalui warga adalah memutar dengan menyeberang Kali Porong memanfaatkan perahu gethek.
BERITA SEBELUMNYA: Bupati Sidoarjo Tega Bentak Orang Miskin Korban Puting Beliung