Seni Budaya

Ria Enes dan Susan Masih Eksis, Ajarkan Anak Tak Lupa Akar

Lagi-lagi Ria Enes dan Susan menggelar acara yang melibatkan kreatifitas anak-anak dalam usia yang ke-20 tahun.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Yuli
SURYA.co.id - Habibur Rohman
DUNIA SUZAN - Melalui kepulan asap putih, Ria Enes dan Suzan muncul dan selanjutnya berbagi cerita tentang sayap malaikan di sela Anugerah Dunia Suzan di East Cost Pakuwon City Surabaya, Minggu (5/4/2015). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Lagi-lagi Ria Enes dan Susan menggelar acara yang melibatkan kreatifitas anak-anak. Dalam usia yang ke-20 tahun, Dunia Susan selalu mendorong potensi anak-anak agar selalu mengingat akar budaya dimana mereka dilahirkan.

Ria Enes mengatakan jika masa paling emas ialah masa kanak-kanak. “Mereka ini dasar potensi terbesar nanti yang akan menjadi penerus bangsa,” ujarnya disela-sela penampilannya.

Oleh karena itu, ia selalu mengasah dan memberikan kegiatan yang bisa memunculkan bakat dari anak-anak di Dunia Susan. Termasuk acara pada hari ini, yakni Anugerah Dunia Susan. Kegiatan yang diisi berbagai jenis penampilan ini menunjukkan bakat yang dimiliki anak-anak usia 3 hingga 10 tahun, di East Coast Mall, Pakuwon, Surabaya, Minggu (5/4/2015)

Di atas panggung, tampak mereka berlenggak-lenggok dengan berbagai tarian yang diiringi musik. Salah satu di antaranya ialah penampilan tarian India yang diiringi lagu Kuch Kuch Hota Hai. Mereka begitu antusias menari dengan balutan kostum khas India. Seluruh mata pengunjung Mall pun tertuju pada penampilan anak-anak itu. Wajah ceria tampak disetiap raut anak-anak dalam penampilan itu.

Gustavo Bilaldo (8), salah satu murid Dunia Susan yang bekebutuhan khusus ikut menari tarian India itu. Walaupun berbeda di antara kawan-kawannya, ia begitu menikmati tarian itu layaknya anak pada umumnya.

Disamping itu, para ibu-ibu dari anak Dunia Susan juga ikut menampilkan tarian. Yakni berjoget dengan diiringi lagu Goyang Dumang. Lantas juga mengundang mata pengunjung tertuju pada penampilan mereka.

Liana, salah seorang ibu dari anak Dunia Susan yang tampil mengatakan jika acara ini penting untuk mempererat kebersamaan antara orantua dan antara mereka sendiri. “Situasi selayaknya keluarga lah ya yang selalu dibutuhkan mereka. Saling bercerita, saling melakukan kegiatan bersama-sama,” ujar Liana.

Tidak hanya itu saja, ketika Ria Ennes tampil diatas panggung dan bercerita tentang Sayap Malaikat, seluruh anak-anak duduk manis mendengarkan setiap kata yang diucapkan Ria dan Susan. Dengan gaya bicara Susan yang ceplas-ceplos, sehingga mampu membuat para anak-anak tertawa terbahak-bahak mengikuti alur cerita.

Disamping itu, Ria menambahkan, melihat kondisi Indonesia yang sudah mulai memasuki perubahan zaman ini, ia berharap tidak menghilangkan budaya asli mereka. “Dimana-mana mainnya udah gadged, ngobrol pun lewat handphone, sehingga tidak ada waktu berkumpul dengan keluarga. Nah hal ini yang kita usahakan harus diminimalisir,” terangnya.

Kegiatan ini, lanjutnya, akan memberikan para anak-anak ruang yang luas dalam menggali potensi mereka. Tidak hanya itu saja, berbagai lomba pun, diadakan. Seperti festival busana unik dan pembuatan film bertemakan anak-anak. Festival busana unik ini begitu variatif di antara peserta lomba. Ada yang mengenakan busana terbuat dari daun pisang, bambu, hingga menggunakan sterofoam.

“Festival baju unik ini, sengaja melibatkan para ibu dari anak-anak. Karena dari sini terjadi interaksi antara mereka. Dan ini yang harus dipertahanin,” tutup Ria.

Tags
Ria Enes
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved