Alasan Tak Punya Dana, Dua Jembatan di Madiun Putus, Warga Terisolir
Alasannya, selain belum dimasukkan dalam APBD Tahun 2015, juga disebabkan jembatan merupakan jembatan desa dan dusun.
Penulis: Sudarmawan | Editor: Yoni
SURYA.co.id |MADIUN - Dua jembatan yang ada di Desa Ketandan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun terputus.
Akibatnya, ratusan Kepala Keluarga (KK) warga yang ada di 6 dusun di kampung ini terisolir.
Kedua jembatan itu merupakan satu-satunya akses menuju ke pusat pemerintahan desa, sekolah, dan Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Keenam dusun yang terisolir itu masing-masing adalah Dusun Dawuhan, Pondok, Talun, Keron, Kropak dan Dusun Kenet.
Kini, warga berharap Pemkab Madiun segera membangun jembatan darurat agar bisa dilalui kendaraan roda dua sebagai akses warga menuju pusat pemerintahan desa, sekolah dan TPU.
"Putusnya kedua jembatan itu disebabkan aliran Sungai Nguren meluap. Tetapi yang putus awal jembatan cor menghubungan Dusun Nguren - Dusun Kenet. Kemudian kemarin disusul jembatan dari besi dan kayu yang menghubungkan Dusun Nguren menuju Dusun Dawuhan ini," terang Ny Sumi (56) warga RT 15, RW 03, Dusun Nguren, Desa Ketandan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun kepada Surya, Kamis (05/03).
Sementara Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Pemkab Madiun, Widodo menegaskan pihaknya belum bisa memberikan kepastian kapan kedua jembatan putus itu akan dibangun.
Alasannya, selain belum dimasukkan dalam APBD Tahun 2015, juga disebabkan jembatan merupakan jembatan desa dan dusun.
Sedangkan upaya yang bisa dilakukan hanya mengajukan laporan dan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Apalagi, sejak akhir bulan Pebruari 2015 kemarin, kerusakan jembatan bukan hanya dua jembatan di ketandan itu saja," pungkasnya.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA