Ponorogo Gempar, Batu Bergambar 5 Tokoh Wayang Ditemukan Warga
"Memang gambarnya tokoh pewayangan dari Ngastino yang sering disebut Pendowo Limo. Menurut bentuk coraknya jaman Mataram Hindu.
Penulis: Sudarmawan | Editor: Yoni
SURYA.co.id |PONOROGO - Penemuan bongkahan batu besar yang berisi lukisan 5 tokoh pewayangan pandowo limo yang ditemukan di lingkungan RT 03, RW 01, Dusun Pelemgurih, Desa/Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo semakin menarik perhatian warga sekitar yang penasaran akan temuan itu.
Padahal, sebelumnya warga menganggap bongkahan batu berukuran setengah ton itu, hanya bongkahan batu biasa.
Akan tetapi setelah permukaannya dicuci dan ditemukan 5 tokoh pewayangan makin menjadi perbincangan warga sekitar lokasi penemuan.
Bahkan beberapa hari terakhir sejak ditemukan batu dengan goresan tokoh pewayangan itu, batu yang masih terletak dipinggir jalan desa ini semakin dipenuhi pengunjung.
Bahkan sejumlah tokoh masyarakat setempat akan menjaga dan mengamankan bongkahan batu berukuran panjang 160 sentimeter, lebar 1 meter dan tebal 80 sentimeter yang tergeletak di pinggir jalan menuju sungai yang sebelumnya tertutup rerimbunan semak-semak belukar.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Suparlan mengatakan, jika penemuan batu bersejarah itu sejak adanya kerja bakti lingkungan sepekan lalu.
Menurut pria berusia 67 tahun ini, batu tersebut dahulu ada di sebelah selatan jalan.
Akan tetapi, mulai Tahun 1995 karena ada pelebaran jalan batu besar dengan berat sekitar setengah ton tersebut dipindahkan warga ke sebelah utara jalan berukuran lebar 3 meter itu.
"Batu dipindahkan dengan maksud agar tidak mengganggu pelebaran jalan. Tapi dulu belum ada yang tahu ada gambar 5 tokoh pewayangan. Baru kemarin usai kerja bakti setelah diamati dan ditelitih ditemukan ada gambar goresan lima tokoh pewayangan itu," terangnya kepada Surya, Rabu (11/02/2015).
Lebih jauh, Suparlan mengungkapkan bongkahan batu besar itu sudah ada sejak dirinya masih kecil.
Bahkan dirinya masih anak-anak, batu itu sering dijadikan ritual warga sekitar.
"Dulu memang waktu saya masih kecil orangtua di kampung ini sering menggelar sesaji dan doa terutama orang lingkungan yang hendak punya hajat selalu kenduri di atas batu ini. Tumpeng atau peralatan sesaji ditaruh di atas batu lebar ini. Sekarang sudah tidak ada lagi yang melakukan Nyadran (ritual) itu," imbuhnya.
Sedangkan salah seorang pengamat cagar budaya mengungkapkan jika batu yang ditemukan warga dengan corak tokoh pewayangan yang berjumlah 5 tokoh pendowo limo itu disinyalir merupakan tokoh kerajaan Ngastino yang ada pada era abad 9-10 masa Mataram Hindu.
Apalagi, jika dilihat dari corak batu permukaannya batu andhesit.
"Memang gambarnya tokoh pewayangan dari Ngastino yang sering disebut Pendowo Limo. Menurut bentuk coraknya jaman Mataram Hindu. Biasanya dahulu tempat ini digunakan ritual karena sejarahnya sebagai tempat untuk wejangan (pendadaran). Karena dulu belum ada kain, maka wayang beber dituliskan di batu," ucap pemerhati benda cagar budaya ini.
Kasi Musium, Sejarah, dan Nilai-Nilai Tradisional, Disbudparpora Pemkab Ponorogo, Sugeng Priyatmoko mengaku akan melaporkan ke Balai Pemeliharaan Cagar Budaya (BPCG) Trowulan, Mojokerto atas temuan itu.
"Temuan ini akan kami laporkan ke BPCB Trowulan. Kami juga akan musyawarahkan dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa (Kades). Apakah boleh batu ini diamankan di Balai Cagar Budaya milik Pemkab Ponorogo di Jl Ukel, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Ponorogo agar terawat, aman, dan tidak rusak itu masih akan dibicarakan," ungkapnya.
Sementara Kepala Desa/Kecamatan Jenangan, Tony Achmadi menegaskan batu itu sudah lama ada di kampungnya.
Akan tetapi sempat hilang karena terpendam tanah dan semak-semak.
Akan tetapi baru ditemukan lagi saat kerja bakti lingkungan akhir pekan kemarin.
"Kalau akan dilestarikan serta diamankan Disbudparpora Pemkab Ponorogo kami masih akan koordinasi dahulu dengan BPD dan tokoh masyarakat maupun lingkungan diperbolehkan apa apa tidak? Dulu batu itu jadi tempat ritual orang tua. Jadi kalau pihak pemerintah desa tidak mempermasalahkan untuk penyelamatan benda bersejarah ini," pungkasnya.