Sedang Jatuh Cinta? Waspadai Lima Gejala Aneh Ini

Ada baiknya waspada terhadap gejala aneh gara-gara cinta yang dapat mempengaruhi pikiran dan tubuh:

net
Ilustrasi 

SURYA Online, SURABAYA - Banyak pencipta lagu dan penyanyi yang menciptakan dan melantunkan lagu bertema cinta, hingga para pendengarnya pun ikut larut dimabuk asmara.

Gara-gara cinta, bukan kepala saja yang rasanya seperti orang mabuk kepayang. Dada pun terasa lebih hangat dan pandangan mata menjadi kabur.

Cinta juga ternyata bisa mengubah cara berpikir dan bertindak.

Nah, untuk itu ada baiknya waspada terhadap gejala aneh gara-gara cinta yang dapat mempengaruhi pikiran dan tubuh:

Mabuk Kepayang
Para ilmuwan dari Albert Einstein College of Medicine di New York City mempelajari hasil pemindaian MRI dari para mahasiswa mereka dan menemukan fakta. Jatuh cinta dapat mengaktifkan sistem saraf yang sama dalam otak ketika menggunakan kokain. Aktifnya saraf ini dapat memberikan perasaan euforia yang intens. Tetapi jika Anda merasa seperti "kecanduan" untuk selalu bertemu kekasih baru, mungkin saja Anda tak segila yang dipikirkan.

Menjadi Bodoh
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Motivastion and Emotion pada 2013 lalu menemukan fakta, orang yang sedang jatuh cinta menjadi kurang mampu untuk fokus dalam melakukan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian. Selain itu, peneliti juga menemukan fakta, orang yang sedang jatuh cinta semakin sulit untuk berkonsentrasi pada tugas. Para peneliti mengaku tak tahu pasti mengapa cinta bisa membuat otak seseorang menjadi kabur. Namun mereka sepakat bahwa keseimbangan antara fokus dan fantasi sangat penting untuk sebuah hubungan yang sukses.

Menjadi Jahat
Para peneliti menemukan fakta, seseorang akan berperilaku lebih agresif ketika jatuh cinta. Ada hormon yang akan mengubah diri jadi lebih hangat, memiliki rasa empati, dan penuh kasih, yang masuk ke dalam otak dan membentuk agresi pelindung. Hormon inilah yang menyiapkan Anda untuk mempertahankan pasangan terhadap penyerang, peristiwa stres, dan bahkan kesedihan. Menarik, bukan?

Jadi Lebih Obsesif
Peneliti dari University of Pisa di Italia mencari alasan mengapa itu terjadi dan menemukan fakta, efek biokimia cinta romantis dapat dibedakan dari seseorang yang memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Para ilmuwan menemukan, orang yang jatuh cinta pada enam bulan pertama akan memiliki tingkat serotonin yang sama rendahnya (hormon penghasil rasa tenang) dengan seseorang penderita OCD.

Menjadi “Obat” Paling Mujarab
Pernah bertanya-tanya mengapa semua rasa sakit yang dirasakan tiba-tiba menghilang ketika memeluk pasangan yang dikasihi? Itu bukan suatu kebetulan! Menurut peneliti Stanford University, area otak yang dipengaruhi perasaan cinta yang kuat adalah area yang sama dengan yang dipengaruhi oleh obat penghilang rasa sakit. Peneliti meminta peserta penelitian membawa foto teman dan seseorang yang ditaksir mereka. Sementara peneliti mengaktifkan simulator termal pada telapak tangan mereka. Hasil pindai otak menunjukkan bahwa "cinta" yang hadir karena melihat foto orang yang disayangi dapat mengurangi rasa sakit lebih efektif ketimbang saat melihat foto teman. Bisa jadi, kata para peneliti, aktifnya pusat otak yang menghambat rasa nyeri pada tingkat spinal, berefek seperti obat penghilang rasa sakit. (Intan Y. Septiani)

Sumber: Nova
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved