Lamongan Plaza Tak Diminati
Berbagai upaya dilakukan Pemkab melalui Perusahaan Daerah (PD) Pasar belum membuahkan hasil.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Wahjoe Harjanto
SURYA Online, LAMONGAN - Empat tahun sudah Lamongan Plaza beroperasi, keberadaannya diharapkan bisa membangkitkan gairah perekonomian Lamongan, kenyataannya ratusan stan yang terjual ditinggalkan pemiliknya dan sebanyak 136 stan dari total 280 stan di lantai dasar hingga lantai dua, belum laku.
Berbagai upaya dilakukan Pemkab melalui Perusahaan Daerah (PD) Pasar belum membuahkan hasil. Bahkan ada stan yang sama sekali tidak dilirik, tepatnya dilantai dua. Sedang lantai satu hanya ada satu stan yang buka dari total 54 stan, sedangkan lantai dua tidak satupun stan terjual dari total 52 unit stan.
Upaya PD Pasar untuk menghidupkan pusat perbelanjaan modern itu sudah tidak kepalang tanggung, ritel–ritel terkemuka banyak dilamar, hingga bertemu Ramayana yang menempati Lamongan Plaza sejak pertengahan 2013 hingga akhir 2014, hengkang karena sepi pembeli.
Sementara di lantai dasar yang semula terjual 31 unit dari total 38 stan, yang membuka stan hanya 21 unit. Itupun tidak lagi kelihatan aktifitasnya. 126 Open counter, juga mengalami nasib yang sama.
Grand opening Lamongan Plaza sejak 2011 hingga kini tidak menunjukkan kemajuan signifikan. Berbagai promosi diterapkan dengan menggelar event, tetap tidak mampu mendongkrak penjualan dan pengunjung.
Di stan Akbar Collection, A’An Collection milik Yuli dan juga puluhan stan yang semula menggelar dagangannya, kini ditinggal karena tidak laku. Biaya operasional tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Lamongan Plaza hanya dimanfaatkan pengunjung numpang lewat dari lahan parkir di belakang. Dan terakhir, dibangunnya KFC yang menempati lahan parkir di depan Lamongan Plaza, tidak menunjukkan pergerakan apapun.
“Kita akan bergerak terus agar Lamongan Plaza tetap hidup,” ungkap Djoko Purwanto, Direktur PD Pasar kepada Surya, Selasa (30/12/2014).
Lamongan Plaza dibangun menghabiskan dana senilai Rp 63 miliar di Jl Panglima Sudirman dari dana APBD (2008-2009-2010 ). Sejak beroperasi Agustus 2011 hingga kini semakin sepi. Akibatnya ratusan stan ditinggalkan pemilik dan bahkan sebagian dikembalikan ke PD Pasar.
Djoko membenarkan banyaknya stan Lamongan Plaza yang ditinggalkan pemiliknya. Sebagian mereka yang beli dan ditinggalkan rencananya akan disewa PD Pasar. “Ya mereka akan kita ajak bicara,” katanya.
Untuk memecahkan masalah Lamongan Plaza, pihaknya tengah melakukan pendekatan persuasif kepada para pemilik stan agar melakukan kegiatan dan membuka stannya.
”Untuk memanjakan pengunjung kami kontinyu berinovasi dan juga kerja bareng dengan pihak ketiga,” ujar Djoko.
Berbagai upaya belum maksimal membuahkan hasil, padahal tanggungan untuk biaya listrik dan operasional lainnya mencapai puluhan juta. Otomatis masih perlu subsidi dari Pemkab.
Langkah lainnya, dengan sistim menyewakan stan yang belum laku. Namun kenyataannya masyarakat tidak banyak merespon peluang sistim sewa yang dibuka PD Pasar Lamongan.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok. LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA