Banyak Sekolah Ingin Belajar Tentang Lingkungan ke SMPN 28 Surabaya
Gencarnya SMPN 28 Surabaya dalam hal kepedulian lingkungan membuat banyak sekolah melakukan studi banding. Sekolah ini juga aktif memberi penyuluhan.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito

SURYA Online, SURABAYA - Kegiatan SMPN 28 Surabaya tak hanya dilakukan di area sekolahan. Murid dan guru di sekolah tersebut juga aktif memberi penyuluhan ke masyarakat dan sekolahan di sekitarnya mengenai pentingnya manfaat air.
Selain pelatihan biopori, SMPN 28 juga gencar melakukan sosialisasi makanan sehat serta pemeliharaan green house. "Kami secara rutin melakukan penyuluhan ke warga sekitar. Kami tularkan virus peduli lingkungan ini secara maksimal," tegas Tjipto Wardojo SPd, Kepala SMPN 28 Surabaya.
Masih dalam kaitan memberi contoh peduli lingkungan, SMPN 28 juga melakukan pembuatan biopori di sepanjang Raya Menganti, Lidah Wetan. Sumur resapan ini kedalamannya rata-rata satu meter dan memakai pipa paralon ukuran 4 dim.
"Biopori ini kemudian ditutup sampah daun untuk meningkatkan daya serap air," ungkap Tjipto.
Gencarnya sekolah ini dalam hal kepedulian pada lingkungan membuat banyak sekolah melakukan studi banding. Sejumlah sekolah yang sempat berkunjung ke SMPN 28 diantaranya adalah SMPN 43, SMPN 17, SMPN 33, dan SMPN 5 Surabaya, serta SDN Muhammadiyah Tulangan, Sidoarjo.
Air memang menjadi perhatian serius di SMPN 28 Surabaya. Karena itu, sekolah ini memanfaatkan air secara maksimal untuk seluruh kegiatan sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
Upaya berhemat air ini diwujudkan dalam pengadaan penampungan air bekas wudu, penampungan air bekas cucian dari kantin, dan penampungan air kamar mandi. “Namun, khusus untuk air cucian alat makan minum di kantin ini kami treatment dulu secara khusus. Untuk mengurangi kadar limbah yang ditimbulkan sabun, airnya kami saring melalui bata, arang, dan sabut kelapa,” ucapnya.
Hasilnya, aktivtas yang sudah dimulai sejak setahun lalu ini membuat sekolah tersebut tak kekurangan air selama musim kemarau. Air bekas wudu, cucian di kantin, dan dari kamar mandi bisa kembali dimanfaatkan untuk menyiram tanaman yang banyak terdapat di sekolah itu.
Dalam rangka pemanfaatan air, lanjut Tjipto, SMPN 28 juga membuat sumur resapan sedalam dua meter. Keberadaan sumur resapan ini membuat air tak lagi lama tergenang di area sekolah.
“Sebelumnya, saat hujan air pasti menggenang selama 20-30 menit. Sekarang, air langsung masuk sumur dan sebagai cadangan air tanah,” imbuh Dra Ana Sumarnah SPd MPd, Ketua Adiwiyata SMPN 28.