Kebun Sayur Hidroponik

Kebun Sayur Pun Disulap Jadi Rantai Bisnis Menarik

Ia dan suaminya, Venta Agustri juga mulai melihat peluang-peluang bisnis baru ketika Kebun Sayur mulai berjalan.

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Titis Jati Permata
surya/ahmad zaimul haq
Gina Novilla dan suaminya Venta Agustri dan kebun sayur hidroponik yang dikelolanya 

SURYA Online, SURABAYA - Gina Novilla yang telah memiliki kesibukan bisnis dengan mengelaola beberapa kafe, akhirnya juga merasakan nilai bisnis dari berkebun sayur Hidroponik.

Ia dan suaminya, Venta Agustri juga mulai melihat peluang-peluang bisnis baru ketika Kebun Sayur mulai berjalan.

Secara perhitungan bisnis dasar, Novi menjelaskan jika berkebun hidroponik menghasilkan keuntungan besar dari penjualan hasil panennya.

Ia menyebut hasil kebun berupa sayuran bisa dijual ke pasar dengan harga sekitar Rp 50.000-60.000 per Kg, tergantung jenis tanaman.

Sedangkan biaya produksi untuk mendapat satu kilogram sayur dari perkebunan hidroponik rata-rata Rp 15.000.

Harga jual sayuran bisa lebih mahal jika dijual secara eceran.

Masyarakat yang datang ke kebun dan membeli sayuran, setidaknya perlu membayar sekitar Rp 15.000 – 20.000  untuk per satu tanaman sayuran yang beratnya sekitar 200 gram.

Kebun Sayur saat ini memiliki sekitar 10 jenis tanaman sayuran di antaranya Romaine, letus merah dan hijau, butter head, Basil atau Kemangi Italia dan Pak Choy atau Sawi Daging yang rata-rata masa tanam hingga panennya empat sampai enam minggu.

Hasil panen sayuran sudah mendapat pasar di hotel, restoran dan pasar modern.

Diluar perdagangan hasil kebun, Keberadaan Kebun Sayur yang dikelola secara Hidroponik juga memunculkan beberapa ide bisnis baru yang siap dikembangkan Novi.

Mereka mulai menyiapkan konsep kebun sayuran serupa dengan tata letak khusus yang bisa menjadikan kebun itu sebagai tujuan wisata.

“Sekarang saja sudah banyak yang datang, ada yang hanya ingin menikmati suasana saja, ada yang ingin belajar berkebun, nah kenapa tidak kita siapkan saj Kebun Sayur sebagai obyek studi tour,” papar warga asli Surabaya itu.

Bersama suaminya, Novi juga merancang konsep kafe kebun sayur.  

Kafe kebun sayur ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana kebun sayur untuk bersantai.

Di kafe yang menyatu dengan kebun itu juga akan disediakan beberapa menu makanan atau jus yang bahan bakunya langsung diambil dari kebun.

Konsep bisnis lebih besar juga disiapkan suami Novi, Venta Agustri yang akan menyiapkan pusat distribusi sayuran hidroponik.

“Saya sudah ada pembicaraan dengan pihak kelurahan dan diminta untuk mengelola coolstorage milik pemerintah yang tidak terpakai, kalau ini dikelola baik, kita bisa menampung hasil kebun hidroponik semua masyarakat untuk selanjutnya didistribusikan ke pasar sesuai permintaan,” ungkap Venta.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved