Jeli Gaet Selera Pasar, Dea Kembangkan Oldies Company
Bisnis tas fringe Deato bermula dari aktivitas isengnya saat masih bekerja di sebuah stasiun televisi lokal di Surabaya.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA Online, SURABAYA - Berawal dari iseng melakukan jual beli secara online, Dea Amelia justru merasakan sukses ketika menjadi produsen tas sendiri.
Kejelian membaca selera pasar membuatnya menjadi produsen tas fringe atau tas rumbai yang sukses. Penjualan produk tas fringenya booming dalam waktu singkat.
Deato, demikian Dea biasa dipanggil mulai menikmati sukses penjualan fringe bagnya saat ini.
Hampir semua produksi tasnya selalu habis diorder pelanggan dari berbagai daerah.
Kondisi ini seolah menjadi titik balik Deato yang mulai serius menjalani usaha pembuatan tas dan butik.
Bisnis tas fringe Deato bermula dari aktivitas isengnya saat masih bekerja di sebuah stasiun televisi lokal di Surabaya.
Sembari bekerja, ia sering meluangkan waktu melihat barang-barang yang lagi banyak diperjualbelikan secara online. Iapun lalu larut mengikuti proses jual beli secara online.
“Aku mulai jual secara online sejak tahun 2010, awalnya dengan menjual jam tangan. Seiring pergantian selera pasar, barang dagangan juga berganti-ganti, bisa menjual kamera air yang lagi tren, tas vintage dan baju,” ungkapnya.
Dalam pola jual beli online yang dijalaninya itu, Deato cukup mengambil atau membeli dari produsen saja, lalu dijual kembali dengan mengambil margin tertentu.
Usaha bisnis ini mulai berkembang setelah ia tidak lagi bekerja.
Ia mendapat dukungan keluarga dengan dibuatkan sebuah butik di rumahnya di Jalan Tandes Kidul 1.
Butik yang diberi nama Oldies Company, berjalan seiring ‘lapak’ dagangnya di online yang juga menggunakan label Oldies Company.
Dari sekedar mengambil dan menjual barang fashion dan boneka, Deato mulai menceburkan diri untuk berproduksi sendiri ketika melihat peluang bisnis untuk produk fringe bag.
“Ada satu saat merasa model tas dari produsen itu jadi gak menarik. Sedangkan saya merasa merasa ada model yang disukai pembeli, lagi musim fringe tapi tidak ada produsen yang barangnya cocok, jadi saya coba buat sendiri,” terang Deato tentang awal mula pembuatan produk Fringe bag.
Di luar dugaan, ide membuat tas dengan gaya suku Indian itu benar-benar disuka.
Produk Fringe bag dari Oldies Company bahkan jauh lebih besar dari penjualan produk-produk lainnya. Ribuan tas rumbai bisa terjual dalam hitungan minggu.
“Saya sekarang fokus untuk produksi tas ini, permintaan sangat besar, kebanyakan memang pembelinya para pedagang grosir,” tambah perempuan berusia 23 tahun itu.