Mulailah Berinvestasi Sejak Dini
Orang sudah mengenal konsep menabung, seperti terlihat dalam konsep lumbung padi
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Satwika Rumeksa
SURYA Online, SURABAYA-Indonesia sudah memasuki era kecanggihan teknologi informasi. Namun sayangnya, pola pikir dalam mengelola pendapatan masih seperti jaman berburu. Kala itu, orang menghabiskan pendapatan yang mereka miliki seketika. Tidak ada tradisi menyimpan uang di era itu.
Setelah jaman berburu, masuklah pada jaman agraris. Orang sudah mengenal konsep menabung, seperti terlihat dalam konsep lumbung padi. Dan saat ini, Indonesia sudah memasuki era teknologi informasi. Hampir semua orang memegang ponsel, dari yang jadul sampai ponsel pintar.
Sayangnya, dalam mengelola keuangan, tidak jauh berbeda dengan jaman berburu atau jaman agraris dengan konsep lumbung padinya. Menabung memakai konsep lumbung padi, tidak membuat aset semakin berkembang namun hanya bisa bertahan dan berkurang secara perlahan.
Kritik membangun ini disampaikan Andreas Hartono dan Andreas Hartono Academy dalam workshop yang digelar oleh Kompas Gramedia di Dyandra Convention Center, Rabu (21/5/2014).
”Hampir semua orang di Indonesia mempunyai ponsel, mengakses teknologi informasi. Sepertinya tidak bisa hidup tanpa ponsel. Namun ternyata dalam mengelola keuangan masih seperti di jaman lumbung padi, bahkan di jaman berburu. Punya uang dihabiskan sekaligus,” ujar Andreas.
Pola pikir inilah yang masih banyak dianut oleh warga Indonesia. Andreas menyebut, setiap kali ia menggelar pelatihan, nyaris 80 persen peserta pelatihan memiliki mindset yang keliru dalam mengelola uang.
Tumbuhnya kelompok menengah di Indonesia, imbuhnya, ternyata tidak diikuti dengan minat investasi karena masih memiliki pola pikir konsumtif.
Mindset dalam mengelola uanglah yang harus diubah jika tidak ingin terkena virus lebih besar pasak daripada tiang. Pelajaran pertama yang disampaikan Andreas adalah mengenali dulu kebutuhan dan keinginan.
”Seperti contoh, sepeda motor bagi pekerja merupakan kebutuhan. Namun dalam realisasinya apakah ia membeli sepeda motor yang harganya Rp 10 juta namun sudah sesuai dengan kebutuhan ataukah membeli yang harganya Rp 17 juta hanya karena menuruti keinginan,” ujar Andreas.
Mengenali kebutuhan dan keinginan itu menghindarkan seseorang dari sifat boros.
Setelah bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan, seseorang harus membuat perencanaan keuangan. Dalam perencanaan itu, kewajiban yang harus dilakukan seseorang yang berpenghasilan adalah menabung. Andreas bahkan memberikan kuis yang diberi nama check up dompet untuk mengetahui pengelolaan uang para karyawan KG yang mengikuti pelatihan itu.
Penekanan dalam kuis itu adalah pentingnya menabung uang tunai. Pertanyaannya apakah mempunyai uang tunai di tabungan bank, apakah setiap bulan menabung dan apakah memiliki cicilan hutang yang besarnya kurang dari 30 persen dari pendapatan bulanan atau lebih dari 30
persen pendapatan bulanan. Pertanyaan tentang menabung itu besarnya apakah lebih dari 10 persen dari pendapatan sebulan ataukah kurang dari 10 persen.
”Menabung ini harus dimulai dari dini. Itu langkah awal bagi seseorang untuk mempunyai dana cadangan, selain digunakan untuk konsumsi,” imbuhnya.
Setelah memiliki tabungan, seseorang berpenghasilan harus memiliki investasi. Investasi ini bertujuan memiliki dana jangka panjang. Andreas mengingatkan kenaikan barang konsumsi seperti pangan, sandang dan papan, bisa naik sampai 30 persen di akhir tahun. Padahal gaji karyawan paling banter naik sekitar 6 persen setiap tahunnya.
Ada pilihan investasi yang bisa dipilih antara lain emas, saham, properti dan reksadana. Reksadana, merupakan pilihan yang disarankan Andreas sebagai investasi yang cocok bagi kelompok menengah.
”Karena mulai dari Rp 100.000 bisa dan uangnya digerakkan oleh manajer investasi. Kalau emas setidaknya butuh modal awal besar meskipun tidak perlu pengetahuan tinggi. Properti juga butuh modal besar. Sedangkan saham, sebenarnya modalnya tidak tinggi namun butuh pengetahuan tinggi,” tegas Andreas.
Pengelolaan dasar keuangan itu diberikan oleh manajemen KG sebagai bentuk motivasi kepada karyawannya. ”Tujuan acara ini agar karyawan mempunyai motivasi diri dan ilmu dalam pengelolaan keuangan,” ujar Darlyss Triyanto dari Corporate Human Resources KG.
KG memberikan workshop kepada karyawan di unit KG di Jawa Timur selama dua hari, Selasa (20/5/2014) – Rabu (21/5/2014). Di hari pertamanya, karyawan dibekali pengetahuan tentang visi misi perusahaan. Sedangkan di hari kedua, karyawan dibekali tentang pengelolaan dasar keuangan.