Berangkat Dari Kekecewaan Waralaba, Hadi Pilih Bisnis Bakso Sendiri

SURYA Online, SURABAYA - Bazozate lahir dari pengalaman panjang Hadi Nugroho mengelola bisnis kuliner bakso.

Bisnis bakso dengan tampilan dan tempat yang fresh ini juga bisa dibilang lahir dari kekecewaan saat pertama kali mengawali bisnis bakso.

Hadi yang pertama kali berbisnis bakso dengan cara membeli waralaba mengaku mengalami kerugian besar.

“Waktu itu saya beli waralaba bakso yang lagi ramai, saya buka di banyak lokasi, saya sampai ambil master franchise, tapi ternyata selanjutnya sepi, saya kecewa karena pemilik waralaba juga angkat tangan,” papar sulung dari dua bersaudara itu.

Tak mau larut dari keterpurukan, Hadi justru tertantang untuk belajar membuat resep dan bisnis bakso sendiri.

Ia menjalankan merek sendiri di titik lokasi yang sudah terlanjur disewanya dalam jangka waktu panjang.

“Saya bahkan pernah membuat konsep bakso gerobak dengan sistem setoran, waktu itu saya punya 15 penjual keliling,” tambahnya.

Rangkaian proses yang dijalaninya membawanya pada konsep bakso sate gaul yang kini diterapkannya.

Ia memadukan konsep bakso bakar moderen dengan resep sendiri.

Sesuai namanya, bakso atau pentol bakar yang disajikan dalam tusukan bak sate jadi ikon Bazozate.

Selain pilihan bakso bakar manis dan pedas, somay dan tahu dibuatnya berbeda dengan bentuk dan sajian ala dimsum.

“Baksonya saya buat sedemikian rupa sehingga dengan kualitas yang baik tapi HPP bisa rendah, saya juga buat value di tahu dan somay dengan varian tengiri,daging, udang,” papar sarjana Ekonomi itu.

Sebagai pelengkap, variasi minuman dengan nama-nama unik seperti  Es Jatuh Cinta, Es patah Hati, Es Tembakan Cinta dan Gelora Asmara yang semuanya dibanderol dengan harga Rp 9.000 bisa dipilih.

Ada juga desert istimewa khas Surabaya yang juga dibanderol Rp 9.000.

Yang mau minuman simpel bisa memesan es teh atau teh panas dengan harga Rp 4.000.