Berlomba dan Berubah di Bisnis Kebaya Lewat Label Laksmi
Usaha yang dirintis sejak ia berusia 17 tahun itu telah mengalami pasang surut hingga saat ini.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA Online, SURABAYA - Memulai usaha di bidang garmen dalam usia sangat muda, Nur Aini Madjid sudah merasakan hasil di usianya ke 23.
Semangat muda juga mendorongnya berani membuat terobosan ketika brand kebayanya, Laksmi mulai terkenal di umur enam tahun.
Nur Aini yang lebih dikenal dengan sebutan Nungki Laksmi sudah mendapat kepercayaan dari banyak pihak untuk membuat kebaya pernikahan berlabel Laksmi.
Usaha yang dirintis sejak ia berusia 17 tahun itu telah mengalami pasang surut hingga saat ini.
Semua dilaluinya dengan terus belajar dan memotivasi diri lewat berbagai ajang lomba.
Usaha Kebaya Laksmi bisa dikatakan lahir di tengah upaya Nungki mencari motivasi diri.
Kala itu Nungki remaja yang duduk di bangku SMK belum memiliki orientasi ke depan pasca sekolah nantinya.
"Masuk SMK (SMK 6 Surabaya) awalnya gak ada tujuan, jadi merasa gak asyik. Sampai waktu kelas tiga saya ikut kompetisi, karena kalah saya cepat evaluasi, sejak itu saya baru menemukan tantangan, jadi punya tujuan dan ada Motivasi," kisah Nungki.
Tantangan dari diri sendiri itu coba dipenuhi Nungki dengan mengikuti sekolah fashion.
Saat itu, meski di tengah persiapan menghadapi Unas, ia justru bersemangat mengikuti dua sekolah, pagi hingga siang hari sekolah di SMK 6, malam harinya sekolah fashion.
Kerja keras mulai membawa hasil setelah ia memnangkan sebuah kompetisi yang diselenggarakan sebuah mal di Surabaya.
Selain mendapat kepercayaan diri, ia juga mendapat beasiswa sekolah fashion internasional.
"Pas sekolah fashion itu saya mulai menerima order, dari pertama kali membuat pakaian pesta sepupu dan teman-teman," kata Nungki.
Nungki mulai resmi membuat usaha garmen. Setelah menerima ilmu tentang bisnis di sekolah fashionnya.
Ia lalu menettapkan brand Laksmi, yang artinya santik, dan merekrut teman sekolah sewaktu SMK untuk membantu.