Kue Tjangkir
Kue Tjangkir Utamakan Kualitas
Produk cup cake banyak beredar, kalau saya memilih menolak pesanan yang ingin meminta macam-macam, biarlah itu jadi milik yang lain
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Yoni

SURYA Online,SURABAYA - Ketika hasil olahan tangan berupa cup cake lahir menjadi sebuah bisnis baru yang menjanjikan, Iskandar Setiawan tidak mau terhanyut dalam upaya mengejar nominal.
Baginya kepuasan dalam roses pembuatan dan kualitas Kuweh Tjangkir yang terjaga menjadi yang utama.
Sejak awal membuat cupcake, Wawan, demikian ia biasa dipanggil memang mengejar rasa real cup cake yang dari Amerika. Karenanya, dalam bisnis Kuweh Tjangkir ia tidak mau terlalu mengobral banyak varian.
Ia justru memilih memberi segmen pasar khusus, bagi yang bener-bener penyuka rasa cupcake.
“Produk cup cake banyak beredar, kalau saya memilih menolak pesanan yang ingin meminta macam-macam, biarlah itu jadi milik yang lain, di tempat lain banyak yang produknya menonjolkan bentuk-bentuk menarik, tapi itu bukan saya,” tegas Wawan.
Meski mengutamakan rasa asli, Wawan juga menegaskan semua produknya dibuat dengan bahan baku lokal.
Untuk memunculkan rasa yang diinginkan, ia juga menggunakan bahan-bahan yang murni seperti jahe, kayu manis, kurma, strawbery.
”Sebelum saya membuat sendiri, saya sudah survey dan cari rasa cupcake yang asli, saya saya cari ke Bogor, Bandung, Denpasar, dan di Surabaya sendiri, belum menemukan rasa yang pas. Jadi saya membuat sendiri tanpa essen, semua dari bahan murni,” kata pemuda warga Waru Sidoarjo itu.
Wawan benar-benar mempertahankan rasa dan kualitas. Ia membuat sendiri semua proses produksi. Untuk mengerjakan satu macam varian dia mengerjakannya secara khusus. Setiap varian memiliki resep, takaran dan treatment yang berbeda dari awal pembuatan.
”Satu kue, beda pengerjaan dengan yang lain, memang ribet, tapi saya happy melakukannya. Saya juga tidak mau menjual kue yang jadinya tidak sempurna. Saya gak mau delivery produk yang gak layak,’ tambahnya.
Dalam menentukan varian yang ditawarkan, Wawan memilih nama dan varian yang rasanya seoriginal mungkin dan bisa ditebak langsung oleh masyarakat. Ia tidak mau memberi nama produk yang sulit dicerna.
“Siapapun yang akan memesan bisa langsung membyangkan rasanya dengan membaca deskripsinya, dan rasa itulah yang akan didapat,” ujarnya.