Bebek Pak Joss
Sukses Menjodohkan Bebek dengan Telor Asin
Saya pikir dan saya ketakan ke teman-teman, Surabaya itu pusatnya makanan bebek, buat apa membeli frencise makanan bebek dari kota lain
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Yoni

SURYA Online, SURABAYA - Banyak pengalaman dan pengetahuan pada bidang khusus, bukan berarti akan berkubang dalam kesibukan yang sama selamanya.
Sigit Hendrawan yang semula mendalami dunia industri besar kini justru banting setir ke dapur. Resep keluarga mengantarkannya menjadi pengusaha Bebek Pak Joss.
Secara perlahan tapi pasti usaha tempat makan Pak Joss mulai mendapat banyak pelanggan. Resep bebek goreng telur asin yang menjadi menu andalan mampu menarik perhatian pecinta kuliner. Usaha inipun mulai melebarkan sayap ke Bandung dan Jakarta.
Sigit Hendrawan yang memiliki latarbelakang pendidikan di teknik mesin dan Akuntansi memilih menjalani pekerjaan di sebuah pabrik begitu selesai kuliah. Ia sempat membangun usaha perdagangan sendiri bersama beberapa rekannya. Tapi kondisi yang tidak baik membuat usahanya berantakan.
Dalam kondisi sulit, pria yang biasa dipanggil Hendi itu diajak temannya untuk kembali membuka usaha. Kali ini rekan-rekannya mengajak bekerjasama mengelola rumah makan dengan membeli francise masakan bebek.
“Saya pikir dan saya ketakan ke teman-teman, Surabaya itu pusatnya makanan bebek, buat apa membeli frencise makanan bebek dari kota lain. Saya menolak, tapi saya berfikir menagapa tidak membuat merek dagang sendiri,” kisah Hendi.
Berbekal pengalaman orangtuanya yang mengelola katering, Hendi nekad membuat usaha sendiri. Ia mencoba mengangkat resep masakan keluarga yang terlihat beda dari masakan bebek yang sudah ada di pasaran.
Ia menggabungkan lauk bebek goreng yang empuk seperti yang banyak disuka orang. Agar berbeda, menu bebek goreng ini diberi saus telur asin sebelum ditambahkan sambal dan lalapan.
Hendi mulai merealisasikan idenya menjual makanan bebek pada 7 Maret 2011. Saat itu ia memulai dengan mengoperasikan satu gerobak keliling. Modal awal Rp 5 juta digunakan untuk membeli dan menyiapkan gerobak makanan.
"Awalnya saya langsung saja beli gerobak meski belum tahu pasti konsep jualan saya seperti apa, kalo sudah ada gerobak, mau tidak mau akhirnya terdorong untuk segera jalan," katanya.
Hendi merekrut orang untuk berjualan keliling. Menu bebek telor asin sudah langsung jadi andalan. Tersedia juga menu Ayam goreng. Untuk menarik perhatian, gerobak juga dilengkapi pengeras suara untuk memutarkan jingle produk yang dinamai Bebek Pak Joss.
Bersama dukungan istrinya, Nur Endah Khomsiyati, proyek pertama menjual bebek dan ayam goreng saus telor asin berjalan rutin meski akhirnya tidak berlangsung lama. Hanya bertahan sekitar tujuh bulan.
“Penjualan pakai gerobak sebenarnya tidak maksimal, karena kami hanya punya satu gerobak dan otomatis rutenya terbatas. Di saat yang sama kami akhirnya nekad buka tempat makan di Ngagel,” terang Hendi.