Liputan Khusus Ancaman Gunung Berapi
Yakin Bromo Tak Akan Murka Hingga Menelan Korban Jiwa
Sutomo meyakini benar, Bromo tidak akan ‘murka’ terlalu hebat hingga memakan korban jiwa, khususnya dari kalangan suku Tengger.

SURYA Online, PROBOLINGGO - Masyarakat meyakini, dukun bukan saja bisa membaca tanda-tanda alam, tapi juga bisa menangkap bisikan langit.
“Dukun tahu lebih dulu kapan Bromo akan meletus dan seperti apa pula dampaknya,” jelas Mulyono, warga suku Tengger di Desa Ngadisari.
Menurut Mulyono, sebelum Bromo meletus, dukun telah diberitahu duluan oleh danyang, roh halus penunggu kawasan gunung.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Moh Syafii membenarkan betapa pentingnya peran seorang dukun Tengger dalam mendukung upaya mitigasi.
“Pernah dulu ketika Bromo sedang erupsi, saya dipertemukan dengan dukun sebelumnya yang sekarang sudah meninggal. Untungnya waktu itu, pak dukun ini bilang, akan menuruti saran-saran PVMBG,” sebut Syafii.
Sutomo meyakini benar, Bromo tidak akan ‘murka’ terlalu hebat hingga memakan korban jiwa, khususnya dari kalangan suku Tengger.
Sebaliknya yang kerap terjadi, letusan Bromo justru menjadi berkah.
“Lahan pertanian setelah erupsi menjadi lebih subur. Produktivitas tanaman juga meningkat,” kata Sutomo.
Sutomo juga percaya Gunung Bromo tidak akan meletus saat warga melakukan ritual upacara adat Kasada di kawah Bromo.
Tidak ada penjelasan ilmiah mengenai hal ini memang.
Kasada sendiri, merupakan agenda rutin setahun sekali, saat warga Suku Tengger berkumpul di bibir kawah gunung Bromo untuk memberikan persembahan berupa hasil bumi.
Menurut Bambang Sutedjo (53), dukun Tengger di desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, upacara tersebut digelar sebagai rasa syukur warga dan permohonan agar warga senantiasa diberkahi oleh Sang Hyang Widhi. (ben)