Akses ke Sentra Industri Jetis Mojokerto Tak Layak

Jetis dan sekitarnya akan dijadikan kawasan indsutri terbesar Asia.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Satwika Rumeksa

SURYA Online, MOJOKERTO - Akses utama menuju kawasan sentra industri Jetis, Kabupaten Mojokerto, tak layak. Tidak hanya lebar jalan yang tak layak, namun kualitas jalan utama di wilayah Jetis itu dipertanyakan. Kondisi jalan saat ini rusak parah dan akan makin parah seiring tingginya frekuensi arus kendaraan besar yang melintas di jalur ini. Di antara jalan rusak itu adalah di jalan Kecamatan Jetis, dan Dawar Blandong.

Wilayah Jetis adalah akses utama menuju kawasan sentra industri dari arah Mojokerto. Sedangkan wilayah Dawar Blandong adah akses dari Mojokerto menuju kawasan industri Jetis. Bahkan akses dari Jombang di Kecamatan Gedeg juga dalam kondisi rusak. Jika dibiarkan, kondisi ini akan memengaruhi iklim usaha di kawasan industri tersebut.

Sebuah kawasan industri yang dirintis dengan lahan khusus industri seluas 10.000 hektare. Oleh Pemkab Mojokerto di bawah kepemimpinan Bupati Mustafa Kamal Pasa (MKP), Jetis dan sekitarnya akan dijadikan kawasan indsutri terbesar Asia. Lebih besar dari kawasan industri Ngoro.

Pantauan SURYA Online di Jetis Minggu (9/2/2014), sepanjang jalan menuju kawasan Industri ini dalam kondisi rusak parah. Jalan dengan lebar tidak lebih dari 5 meter itu penuh lubang dan bergelombang. Lubang-lubang ini dipenuhi air seiring hujan terus mengguyur. Kerusakan jalan ini terjadi di sepanjang Jalan Raya Kupang. Sepanjang hingga Jetis. Sepanjang kurang lebih 3 KM, kondisinya rusak.

Kondisi yang parah terjadi di sejumlah titik di akses utama dari Gresik, Mojokerto, dan Jombang. Terutama terjadi di perbatasan Menganti, Gresik, dan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto. Infrastruktur jalan ini rusak dengan kedalaman lubang sampai setengah meter. "Sulit memilih jalan yang tidak berlubang. Semuanya rusak," ucap salah satu pengendara mobil dari Menganti.

Pantauan di lokasi jalan, infrastruktur jalan ini terus dalam kondisi rusak hingga wilayah Jetis. Mulai dari Desa Randegan, Pulorejo, Jatirowo, Gunungsari, semuaanya masuk Kecamatan Dawar Blandong. Kerusakan terus terjadi hingga masuk Kecamatan Jetis, termasuk jalan Raya Watu Blorok, Kupang, Ngabar, dan desa di sekitarnya.

Infrastruktur di jalan-jalan raya itu tak layak. "Sudah ada kalau dua bulan jalan ini rusak. Katanya mau ada kawasan industri, tapi kok jalannya rusak begini," keluh Zainal, salah satu warga Simpang Baru, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

Dampak paling dirasakan pengguna jalan dan warga adalah tak nyamannya melintas di titik-titik tersebut. "Sudah rusak, banyak dump truk lagi. Tambah parah," ungkap Muhtarom, warga yang lain.

Di Randegan, Kecamatan Dawar Blandong, yang berbatasan dengan Menganti, Gresik, sepanjang hampir 1 KM kondisinya rusak parah. Kendaraan makin semrawut karena melintas dan mencari titik rata, meski melaju di sisi kanan. Apalagi saat jam sekolah atau pulang sekolah, bunyi bel terus bersahutan karena berebut titik rata.

Atas kondisi tersebut, pihak Pemkab Mojokerto sudah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur yang rusak. Belum diperoleh keterangan pasti berapa anggaran yang disiapkan. Namun Kabag Humas Pemkab Mojokerto Alfiah Ernawati menyatakan bahwa semua infrastruktur menjadi perhatian utama Pemkab Mojokerto.

"Lebih detailnya nanti bisa ditanyakan ke Dinas Pekerjaan Umum. Namun pada dasarnya, Pemkab sangat concern dengan infrastruktur jalan yang rusak. Semua bisa dilihat, hampir semua jalan di wilayah kami sudah diganti dengan jalan beton. Bisa jadi nanti jalan beton juga diadopsi di Dawar dan Jetis. Untuk akses ke Kawasan Industrinya sudah dibeton," kata Ernawati.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved