Ada Propaganda Lain Putin di Balik Penutupan RIA Novosti
Langkah tersebut juga dikhawatirkan akan membelenggu kebebasan personal di dalam negeri Rusia sendiri.

SURYA Online, MOSKOW - Dekrit President Rusia Vladimir Putin untuk mendirikan kantor berita baru Rossiya Segodnya, Rusia Hari Ini, dinilai merupakan bagian dari strategi Moskow dalam rangka perluasan pengaruhnya secara global.
Namun langkah tersebut juga dikhawatirkan akan membelenggu kebebasan personal di dalam negeri Rusia sendiri.
Rusia Hari Ini akan dikepalai Dmitry Kiselev, seorang pembawa acara TV Rusia yang terkenal, yang antara lain kondang karena paham anti-Barat dan anti-homonya yang sangat kuat.
President Putin menerbitkan dekrit untuk membubarkan kantor berita milik negara, RIA Novosti serta Radio Suara Rusia, dan keputusan ini dianggap mengejutkan.
Baik RIA Novosti maupun Radio Suara Rusia selama puluhan tahun dianggap sebagai lembaga-lembaga yang loyal pada negara.
Keduanya didirikan saat era Soviet pada 1941 dan 1929. Namun meski berstatus sebagai media resmi negara, RIA Novosti dipandang sebagai sumber berita berharga karena menyiratkan keragaman sikap dalam pemberitaannya.
Untuk layanan berita pengadilan misalnya, RIA Novosti memenangkan penghargaan antara lain atas berita langsung dari persidangan tokoh oposisi Alexei Navalny.
Menurut seorang komentator pro-Kremlin, Sergey Markov, pembubaran kantor berita tersebut kemungkinan akibat luasnya pemberitaan saat terjadi gelombang protes anti-Putin tahun 2012 serta simpati nyata yang ditunjukkan para wartawannya pada kubu oposisi Rusia. (BBC)