Apartemen Jadi Surga Narkoba

Liku-liku Menyergap Pengedar Narkoba Apartemen (6)

Setelah memastikan pria itu adalah buruannya, Nofan langsung menyergap. Satu rekan Nofan lantas melapor ke tim agar segera naik.

zoom-inlihat foto Liku-liku Menyergap Pengedar Narkoba Apartemen (6)
surya/ahmad zaimul haq
Barang bukti sabu-sabu Rp 12,2 miliar dibakar di Polda Jatim, Selasa (25/6/2013).
SURYA Online, SURABAYA - Dengan alasan butuh tanda tangan  penerima, Nofan meminta  keamanan apartemen mengantarnya sampai ke kamar.

Lagi-lagi, gaya bicara dan bahasa tubuh Nofan bisa meyakinkan.

Novan tidak mungkin menuju kamar sasaran tanpa bantuan petugas apartemen.  

Untuk masuk dan membuka lift harus pakai kartu akses. Kartu ini hanya dimiliki  penghuni dan petugas apartemen.

Begitu mendekati kamar sasaran, Nofan baru memberi tahu identitasnya sebagai polisi.

Petugas apartemen itu kaget. Namun dia tidak berani menghalangi.

Petugas apartemen jadi bingung. Ia khawatir ekses tindakannya mengantarkan tamu ke kamar penghuni.

Nofan lantas menenangkannya agar tidak bertindak mencurigakan.

Nofan lalu minta  pengaman apartemen mengetuk pintu. Nofan perlu memastikan melihat wajah buruannya langsung.

Setelah beberapa kali ketukan, penghuni kamar bersuara.

Sesaat kemudian pintu kamar dibuka dan muncul wajah pria dari balik pintu. Nofan dan rekannya melihat langsung tampang pria itu.

Setelah memastikan pria itu adalah buruannya, Nofan langsung menyergap. Satu rekan Nofan lantas melapor ke tim agar segera naik.

”Ya begitulah satu dari beberapa kasus penyergapan yang kami lakukan. Itu (penyergapan) adalah upaya paksa dari kami untuk mengungkap kasus penyalahgunaan narkotika,” ujar Nofan yang kini sudah menjadi perwira itu.

Selain perencanaan yang matang, kata dia, operasi penggerebekan juga membutuhkan unsur keberuntungan.

Penyamaran juga disesuaikan dengan situasi. Pernah Nofan dan rekannya menyamar sebagai tukang becak, sopir taksi, tukang  parkir sampai cleaning service.

”Begitu tertangkap, proses evakuasi ke markas lebih mudah. Tidak ada teriakan aneh-aneh seperti maling atau apalah yang membahayakan kita. Berbeda kalau nggerebek di kampung. Wah kita sering diteriaki maling,” pungkasnya. (idl)

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved