Cagar Budaya Lapangan Thor Memprihatinkan
Cagar Budaya Lapangan Thor Memprihatinkan
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Parmin

Seorang warga Gunungsari, Joko, mengatakan, kondisi lapangan Thor sudah tidak seperti dulu ketika dirinya masih suka bermain sepak bola sekitar tahun 1980-an. Dimana lapangan Thor tersebut masih dilapisi tanah liat bercampur pasir yang cukup baik untuk bermain sepak bola.
"Saya setiap hari bermain sepak bola lapangan Thor yang masih cukup baik kondisinya," kata Joko, Rabu (17/4/2013).
Dan sekarang, menurut Joko, hanya lintasan lari sepanjang sekitar 400 meter yang masih seperti dulu di lapangan Thor. Lintasan lari lapangan Thor berlapiskan tanah batu bata merah yang cukup bagus sehingga jika terkena air tidak selalu meresap ke dalam.
"Kondisi lapangan sepak bola tidak jauh beda dengan lintasan lari yang selalu bisa meresap air, tapi kondisi seperti itu sudah hilang akibat proyek peninggian lapangan agar tidak terkena banjir," ucap Joko.
Sedangkan Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Agus Sudarsono mengatakan, sebetulnya kondisi lapangan Thor sebagai bagian dari cagar budaya tersebut sudah menjadi perhatiannya. Apalagi pada tahun 1970-an dirinya ketika masih sekolah di tingkat SMP sering berolah raga sepak bola dan lari di lapangan Thor.
"Jika melihat kondisi sekarang saya prihatin juga, akibat penimbunan tidak sempurna justru membuat lapangan utama untuk sepak bola menjadi rusak," kata Agus Sudarsono.
Di samping itu, menurut Agus Sudarsono, tribun penonton di bagian barat lapangan berkapasitas 200 penonton tersebut kondisi atap rusak parah. Selain dimakan usia rupanya dalam perbaikan tidak mengindahkan faktor keaslian dari bangunan tribun pada masa Belanda.
"Maka dari itu, Pemkot harus memulihkan bangunan tribun dan lapangan Thir untuk sepak bola seperti semula. Tidak boleh ada yang berubah karena itu bangunan cagar budaya," ucap Agus Sudarsono.
Sebaiknya, menurut Agus, tanpa harus mengubah bentuk asli dari lapangan Thor nantinya bisa disinergikan dengan GOR Pancasila. Karena letaknya yang bersebelahan alangkah baiknya kalau keduanya dihubungkan menjadi satu sehingga mempermudah masyarakat memanfaatkan lapangan Thor.
"Kami kira ide itu bisa diakomodasi Pemkot dalam pembangunan lapangan Thor," ujar Agus.
Sementara Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Agus Imam Sonhaji mengatakan, lapangan Thor merupakan aset Cagar Budaya milik Pemkot Surabaya. Dimana saat ini Pemkot sedang berupaya melakukan pembangunan lapangan Thor seperti sedia kala dengan menambah sejumlah fasilitas bangunan untuk keperluan masyarakat yang berolah raga.
"Tentunya tambahan bangunan fasilitas itu sama sekali tidak mengubah bangunan cagar budaya lapangan Thor," kata Agus Imam Sonhaji.
Hanya saja, tambah Agus, pihaknya belum mengetahui secara detail progres dari lapangan Thor yang pembangunanya sudah dimulai sekitar tahun 2008.
"Coba nanti kita akan cek seperti apa progres pembangunan lapangan Thor untuk perencanaan pembangunan tahap berikutnya," tutur Agus Imam Sonhaji.