Kompetisi Internal Persebaya
DAM V Protes Kemenangan Kontroversial Fajar
Anak-anak emosi dengan wasit. Kami unggul dulu, lalu kemudian dapat penalti, dan kena gol berbau offside
Penulis: Aji Bramastra | Editor: Deddy Sukma
Selepas laga, para pemain PS DAM V tak kuasa menahan rasa kecewa. Setelah melakukan protes resmi ke Pengawas Pertandingan (PP), mereka kemudian berramai-ramai mendatangi ruang ganti wasit. Kericuhan akhirnya usai setelah kubu pelatih DAM V, menenangkan para pemain.
“Anak-anak jelas emosi dengan kepemimpinan wasit. Hari ini kami unggul dulu, lalu kemudian dapat penalti, kemudian kebobolan gol berbau offside, dan diakhiri satu kartu merah untuk pemain kami,” ujar Yanto, yang sementara menggantikan posisi pelatih M Khusen.
Dalam laga kemarin, DAM V mampu mengimbangi permainan Fajar. Malah, tim yang seluruh pemainnya merupakan anggota aktif TNI AD ini bisa membuat gol lebih dahulu ke gawang lawan. Di menit ke-30, pemain bernomor punggung lima, Dwi, membuat kubu DAM V bersorak.
Namun petaka terjadi di menit ke-51. Wasit Faruq memberi Fajar hadiah penalti, setelah menganggap pemain DAM V melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Pemain Fajar, Rio Wardana, sukses mengeksekusi penalti tersebut.
DAM V akhirnya harus gigit jari, setelah Fajar menyarangkan gol kedua di menit ke-65 lewat Nasruloh Ismail. Penderitaan DAM V makin lengkap ketika pemain mereka, Ujang, mendapat kartu merah langsung di menit ke-79.
“Saya bisa terima soal gol penalti itu, karena mungkin ada kontak kaki meski pemain saya jelas dapatkan bola lebih dulu. Tetapi yang saya tidak bisa terima, gol kedua mereka itu jelas offside. Saya bisa lihat jelas dari bangku saya, mengapa wasit tidak?” sesal Yanto.
Sementara pembina Fajar, Yusuf Ekodono tak mau berkomentar banyak soal kepemimpinan wasit. Ia bersyukur tidak ada pemainnya yang cedera serius, setelah melewati laga yang dirasanya sangat berat itu.
“Pemain saya ini masih sangat muda, rata-rata berusia 17 tahun. Kalau meladeni mereka ya jelas kalah. Nah, soal mental bertanding, itu kembali ke pemain masing-masing,” sindir Yusuf.
Terlepas dari insiden kemarin, di Kompetisi Kelas II, Putra Surabaya (Pusura) menjadikan Lapangan Persebaya the killing field buat Al Rayyan saat mempermalukan tim binaan Ibnu Grahan itu dengan angka mencolok 9-1 (4-1).
Striker subur Pusura, Muhammad Suhadak, mencetak hattrick di menit 40, 83, dan 88. Sementara tiga pemain lain yakni Nasir, Fadila, dan Muhammad Fahmi, masing-masing menyumbang dua gol. Al Rayyan hanya membuat sebiji gol hiburan di menit ke-11, lewat Ragil. (Aji Bramastra/Harian Surya)