Gadget Style

Menuju Notebook Layar Sentuh

Notebook premium sekarang arahnya ke ultrabook, semakin ramping, tipis, dan ringan, lebih powerful dan andal.

Editor: Tri Dayaning Reviati
zoom-inlihat foto Menuju Notebook Layar Sentuh
surya/sugiharto
Notebook tipis keluaran Samsung.
Pasar notebook premium dipastikan bakal semakin ramai dengan mulai dikeluarkannya model terbaru notebook yang menggabungkan fitur PC tablet, yakni notebook berlayar sentuh.

Ketua DPD Apkomindo Jatim Kurniawan Putra memastikan, hampir seluruh brand (merek) internasional sudah memiliki produk itu. Beberapa vendor sudah mulai mendatangkannya. Ada juga pembeli yang inden karena belum didistribusikan merata.

"Mereka menunggu kondisi pasar yang tepat. Ini karena harganya yang masih di atas 1.000 dolar AS, jadi tidak bisa langsung lempar saja ke pasar," katanya kepada Surya, Senin (12/11/2012).

Meski notebook low-end terus menjejali pasar, namun pasar notebook premium ini masih bagus. Apalagi notebook premium sekarang arahnya ke ultrabook, semakin ramping, tipis, dan ringan, lebih powerful dan andal.

Menurut Kurniawan Putra, ultrabook merupakan bagian dari notebook kelas high-end, dengan spek lebih tinggi, tampilan lebih fashionable. Sayangnya, masih sulit menemukan produk ini dengan harga di bawah Rp 7 juta.

Notebook konvensional cenderung tebal, prosesornya beragam dan ukuran layarnya bervariasi. Harganya membentang dari Rp 2 juta hingga Rp 14 juta. Notebook model baru itu menggunakan sistem operasi Windows 8, tampilannya menarik. 

Keyboard-nya ada yang docking atau bisa dilepas, ada yang bisa diputar, dan ada yang swing. Pilihan warnanya pun menawan. "Inilah yang diprediksi bisa mengerek pasar notebook premium," papar Kurniawan Putra.

Selama produsen notebook dunia dan produsen software terus berinovasi maka pasar tetap tumbuh. Sesuai segmentasinya, pasar low-end dan high-end tidak akan saling mematikan. Keduanya memiliki pasar yang sama-sama kuat.

Notebook, PC dekstop dan PC tablet diyakini masih  berjaya dengan pasar yang punya loyalitas berbeda-beda. Yang akan tergerus nantinya di tengah gempuran tiga model itu adalah pasar netbook. "Sekarang sudah mulai kelihatan penjualan netbook mulai surut," prediksi Kurniawan Putra.

Pasar netbook mulai tertekan notebook low-end dengan ukuran layar yang semakin mini. Produsen notebook juga mulai menciptakan produk-produk dengan ukuran layar semakin kecil, semakin portabel, karena enteng.

Head of Product Management Acer Indonesia, Riko Gunawan mengakui jika tren  mengarah ke notebook dengan layar sentuh. Acer sudah menyiapkan produk andalan di kelas ini, yakni Aspire S7, ukuran layar 11,6 inci dan 13,3 inci, baru di-launching dua minggu lalu di Jakarta.

Untuk layar yang 11,6 inci harganya Rp 13 juta, untuk layar 13,3 inci harganya Rp 17 juta. Ini kategori ultrabook, karena didesain lebih fashionable, dan ringan. Acer Aspire S7 11 inci memiliki ketebalan 0,48 inci beratnya 1,1 kg sedangkan versi 13 inci tebalnya 0,47 inci dan bobotnya 1,43 kg. Perangkat ini sudah dilengkapi sistem operasi Microsoft terbaru, Windows 8 dan berlayar sentuh dan layar IPS yang mendukung resolusi 1080p. 

Perbedaan antara Aspire S7 layar 11 inci dan 13 inci bisa dilihat dari bagian layar. Layar Acer Aspire S 7 11 inci menggunakan pelindung berbahan aluminium, sedangkan 13 inci dilengkapi Gorilla Glass 2 warna putih.
"Acer Aspire S7 merupakan Ultrabook dengan layar sentuh tertipis di dunia," yakin Riko Gunawan.

 Aspire S7 versi 11 inci dipersenjatai dengan prosesor Intel Core i5 generasi ketiga dan SSD 128GB. Sedangkan versi 13 inci hadir dengan prosesor hingga i7 Ivy Bridge dan SSD hingga 256GB. Keduanya dipersenjatai RAM 4GB.
"Kami menggunakan SSD dengan teknologi RAID-0, membuat data bisa dibaca lebih cepat," katanya.

Acer Aspire S7 juga dilengkapi keyboard dengan teknologi Light Sensing. Apabila cuaca di ruangan meredup, maka lampu di keyboard akan otomatis menyala.

"Kalau di jajaran notebook premium, selain Aspire S7 ini kami ada Aspire S3 (harganya mulai Rp 6-10 juta) dan Aspire S5 (harganya Rp 14 juta)," imbuhnya.

Meski gencar merangsek di pasar notebook premium, Acer tak meninggalkan pasar notebook low-end, dengan harga mulai Rp 2 juta. 

Pasar notebook premium, kata Riko Gunawan, sangat menarik karena daya beli masyarakat di kelas ini tidak tersentuh krisis. Pasarnya bagus karena pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang liar biasa. 

"Kalau bagi kalangan profesional, harga di bawah Rp 20 juta dengan spek seperti itu saya yakin akan laris manis," tambahnya.
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved