Rusia Bak Panen di King Solomon’s Mine

SURYA ONLINE, BANGKOK - Sebagai raja di wilayah Pasifik dan Oceania, Kepulauan Solomon masih sulit ditandingi rivalnya seperti Selandia Baru, Vanuatu, Fiji dan Tahiti.

Di panggung Piala Dunia 2012, Kep Solomon malah berubah bak seekor kutu di bawah kaki Tim Beruang Merah Rusia.

Seperti istilah memanen harta di tambang Raja Sulaiman (King Solomon’s Mine) maka Rusia memanen gol ke gawang Kep Solomon ketika Eder Lima dkk mengguyur gawang lawan 16-0.

Tak pelak, prestasi besar itu membawa Rusia ke puncak Grup F, menggusur Guatemala yang dua jam sebelumnya sudah menang 5-2 atas Kolombia.

Eder Lima menjadi bintang di pertandingan itu ketika pemain keturunan Brasil ini menyumbang tujuh (7) gol dan menjadi topskor sementara Piala Dunia Futsal 2012. Rekor gol itu belum maksimal bagi Rusia, karena saat melawan tim yang sama di putaran final 2008, mereka malah menang 31-2!

Pesta Rusia sudah terjadi sejak menit kedua berkat gol Sirilo yang menembus pertahanan rapuh Kep Solomon. Lima juga menambah gol masing-masing di menit ke-4, 10, 17, 19 (2 kali), 33 dan 39.

Delapan gol lainnya dibagi rata dengan Pula (2), Demitrii Prudnikov (18), Sergey Seergev (21, 29), Robinho (24), Pavel Suchilin (26) dan Alexandr Fukin (27, 35).

Satu-satunya pujian bagi Kep Solomon pada pertandingan tersebut adalah, bahwa peringkat 46 dunia ini tidak menyerah untuk mengejar gol pertama. Hanya, kokohnya pertahanan kiper Gustavo membuat semua serangan kandas.

“Konsentrasi para pemain tidak bagus dan semua rencana tidak berjalan sempurna. Setidaknya para pemain Kep Solomon berjuang sampai akhir, karena mereka tidak mau mengalami nasib seperti empat tahun lalu. Sekarang kami harus bangkit dan memperbaiki kesalahan,” kata pelatih Kep Solomon, Dickson Kadau.

Rusia yang diasuh pelatih Sergey Skorovich bisa mengantongi tiket ke 16 besar sekaligus juara grup kalau bisa menang atas Guatemala, Selasa (6/11) nanti.

“Para pemain Rusia tidak perlu diberi instruksi mengenai bagaimana tetap fokus, mereka terus bermain dengan kekuatan penuh sampai akhir,” kata Skorovich.

“Sekarang saya hanya memikirkan Guatemala, lawan yang sama sekali berbeda dan pasti memberi perlawanan lebih sengit.” (fifa.com)