Persebaya Divisi Utama

Janu Dipaksa Latihan di Lapangan Nenggala

Janu t bilang kalau lapangan harus ditambal sedikit agar lebih rata. Tetapi dia tidak pernah menolak berlatih di sana

Penulis: Aji Bramastra | Editor: Deddy Sukma
Janu Dipaksa Latihan di Lapangan Nenggala - logo.JPG
SURABAYA, SURYA ONLINE - NasibPersebaya LPI masih lebih baik dibanding klub lain. Bila Tim Bajul Ijo masih punya lapangan di lingkungan mess mereka, hal tersebut tidak dialami klub lain. Deltras Sidoarjo dan Persegres Gresik United misalnya, sempat menyewa lapangan kampung untuk berlatih.

Nah, ‘tetangga dekat’ sendiri, yakni Persebaya DU, dikabarkan sempat mengalami kesulitan soal lapangan berlatih. Awalnya, klub yang bermarkas di Jl Dukuh Menanggal ini berlatih di Lapangan Nenggala. Namun setelah musim ini mendatangkan Miroslav Janu sebagai pelatih, Persebaya DU sempat kebingungan mencari lapangan pengganti.

Janu dikabarkan sempat menolak setelah melihat kondisi Lapangan Nenggala. Kalau mau jujur, kondisi lapangan yang satu ini bisa dibilang lebih parah dari Lapangan Persebaya. Beberapa bagian ada yang penuh gravel (batu kerikil). Belum lagi dengan kondisi penuh lumpur, bila hujan turun.

Kabar soal penolakan Janu ini dibantah tegas Asisten Manajer Persebaya DU, Gangsar Yudhi. “Itu kabar dari mana? Janu tidak pernah menolak latihan di Lapangan Nenggala. Ya, memang dia bilang kalau lapangan harus ditambal sedikit agar lebih rata. Tetapi, dia tidak pernah menolak berlatih di sana,” bantah Gangsar semalam (27/10).

Menurut Gangsar yang juga Ketua Umum PS Nenggala ini, khusus untuk sesi seleksi, Janu meminta untuk diadakan di Tambaksari. “Karena seleksi itu sangat vital. Sulit untuk melihat kualitas asli seorang pemain, kalau lapangan tidak rata,” dalih Gangsar.

Persebaya DU pun mantap menggunakan Lapangan Nenggala sebagai tempat berlatih musim depan. Gangsar tidak memungkiri, pihaknya harus berhemat, karena menyewa Lapangan Stadion Gelora 10 November setiap hari jelas memakan cost  tinggi.

Yang menarik, Persebaya DU masih tetap menggunakan Tambaksari sebagai home mereka. Padahal Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, belum mencabut pencekalan laga resmi di stadion yang dibangun untuk pagelaran PON 1969 ini.

“Saya tidak tahu kalau wali kota melarang penggunaan Tambaksari setelah peristiwa kerusuhan. Yang jelas, kita belum ada rencana untuk pindah home ke GBT (Gelora Bung Tomo),” terang Gangsar. (Harian Surya)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved