Auditorium Ada berkat Radius Prawiro dan Ferry Teguh Santosa

Tiga tokoh nasional, Radius Prawiro, Ferry Teguh Santosa dan Kuntjoro Sasmita memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan UK Petra.

Penulis: Musahadah | Editor: Heru Pramono
SURYA Online, SURABAYA - Tiga tokoh nasional, Radius Prawiro, Ferry Teguh Santosa dan Kuntjoro Sasmita memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan Universitas Kristen (UK) Petra.

Awal kiprah Radius Prawiro diawali tahun 1985. Ketika menjabat menteri Keuangan dia diundang menjadi pembicara dalam seminar yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi di Hotel Garden Palace Surabaya.

Lalu pada tahun 1986, mantan gubernur Bank Indonesia ini bergabung dalam Dewan Penyantun Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK). Radius yang mantan Menteri Perdagangan dan Menko Ekuin di era Presiden Soeharto ini pernah mengundang beberapa pengusaha di Jakarta dan Surabaya untuk penggalangan dana hingga terkumpul Rp 1,5 miliar. Dana itu membuahkan auditorium dan pondasi gedung W UK Petra.

Sementara Ferry yang menjadi dewan penyantun YPTK sejak 1973 bersama Radius berjasa dalam pembangunan auditorium, gedung W, gedung P dan gedung T. Pengusaha sukses ini juga menyumbangkan ambulan untuk poliklinik dan peralatan laboratorium perhotelan.

Sementara Kuntjoro Sasmita sangat berperan dalam membantu pengumpulan dana untuk membangun gedung dan pengadaan fasilitas lainnya di UK Petra. Gedung pertama di Siwalankerto adalah saksi bisu pengabdiannya.

"Sebagai penghargaan atas jerih payah dan jasa-jasa mereka (Radius, Ferry dan Kuntjoro) dan tanpa bermaksud meniadakan jasa dan tokoh-tokoh lainnya, akhirnya kami putuskan menamakan tiga gedung UK Petra menjadi nama-nama beliau,"ujar Prof Dr JE Sahetapy, Ketua YPTK Petra dalam sambutannya di pemberian nama gedung UK Petra.

Nama Radius Prawiro diabadikan di gedung W, nama Ferry Teguh Santosa di gedung A dan Kuntjoro Sasmita di gedung C.
Teng Hwie Hing, putri tertua Kuntjoro Sasmita menyampaikan rasa terimakasih kepada YPTK Petra yang menghargai jasa ayahnya.

"Seandainya bapak masih bersama pasti akan bersyukur, berterimakasih dan bahagia karena jerih payahnya dihargai," katanya.

Sementara Handoyo Santosa, putra Ferry Teguh Santosa mengaku terharu
dan terimakasih atas penamaan itu. "Semoga cita-cita bapak untuk meningkatkan mutu dan mengembangkan UK Petra bisa terus terwujud,"harapnya.

Pinkan Riani Putri Prawiro, anak Radius Prawiro mengatakan penamaan nama ayahnya adalah sebuah kebanggaan keluarganya. "Dan ini mengingatkan kami, keturunannya akan sebuah pondasi penting dan tanggungjawab untuk membangun bangsa,"ujarnya.

Selain penamaan tiga gedung baru, di tempat yang sama juga digelar peluncuran buku sejarah 50 Tahun UK Petra "Dari Embong Wungu ke Siwalankerto, Tak Penat Menggarami".

Di buku ini dijelaskan awal mula berdirinya UK Petra, mulai dari menempati beberapa ruang kelas SMA Petra di Jalan Embong Wungu 2 Surabaya pada tahun 1961, kemudian proses pembangunan gedung di Siwalankerto yang mendapat bantuan Jerman pada 23 Juni 1976 dan pembangunan gedung-gedung lain yang ada saat ini.

Buku yang ditulis Fanny Lesmana ini mengisahkan kiprah para perintis UK petra, rektor, panitia pendiri YPTK Petra, Dewan penyantun, pembina, pengurus, pengawas para pejabat bahkan para pegawainya. Buku ini juga menguraikan eksistensi gereja dalam perjalanan UK Petra.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved