Arus Mudik
Pemudik Mengamuk, Bupati Sumenep Dikejar-kejar
Ratusan calon penumpang yang hendak mudik ke Pulau Kangean, mengamuk di pelabuhan Kalianget, Sumenep
Penulis: Moh Rivai | Editor: Rudy Hartono
Mereka mendesak agar Bupati Sumenep, KH Busro A Karim, yang hadir di tengah-tengah calon penumpang ingin melepas mudik gratis, juga diminta memberangkatkan KM Dharma Bahari Sumekar 1, milik pemkab Sumenep.
Akibatnya, acara bupati untuk melepas mudik gratis gagal dilakukan. Sebab ratusan penumpang yang sudah berada di atas KM Berkat Abadi turun kembali karena terlalu lama menunggu jadwal pemberangkatan. Sementara ratusan penumpang lainnya yang masih berada di areal pelabuhan, juga turut berteriak, karena tidak terangkut.
Sejumlah mahasiswa asal Kangean yang hendak mudik, tersulut emosi. Mereka melepas dan menarik paksa spanduk bertuliskan mudik gratis, bergambar Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo dan Gus Ipul yang dipasang di badan kapal. Kemudian spanduk itu digeletakkan di atas tanah lalu, diinjak beramai-ramai.
Selanjutnaya di antara warga ada yang mengejar rombongan Bupati Sumenep yang meninggalkan areal pelabuhan, setelah melepas mudik gratis. “Bapak jangan pergi dulu. Tolong pikirkan nasib penumpang lain yang belum terangkut,” kata Ahmad Raful Firaq.
Ketika warga mengejar bupati, terjadi tarik-menarik antara warga dengan aparat keamanan yang mencegah tindakan warga menghadang laju mobil bupati untuk kembali ke Sumenep. Namun warga bergeming, dan berteriak agar bupati juga memberangkatkan kapal Pemkab Sumenep.
Akibatnya sejumlah mobil kepala satuan perangkat kerjad daerah (SKPD) yang ikut bupati menjadi sasaran amuk warga. Mereka menggedor-gedor pintu mobil dan memaksa berhenti, namun mobil bupat dan rombongan berhasil lolos meninggalkan areal pelabuhan.
Menurut Ahmad Raful Firaq, kapal gratis yang disediakan itu jauh dari kapasitas jumlah warga yang hendak mudik ke Kangean. Karena itu, mereka meminta bupati juga memberangkatkan kapal milik Pemkab Sumenep.
“Kapal mudik gratis ini hanya berkapasitas tidak lebih dari 150 orang. Sedang warga Kangean yang ingin mudik, jumlahnya lebih dari 200 orang. Terus bagaimana nasib mereka yang tidak terangkut. Apa dibiarkan menginap di pelabuhan sampai lebaran usai,” kata Raful Fieaq, dengan nada lantang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Nur Salam, mengatakan, hingga kini belum ada kepastian dan kejelasan waktu pengoperasian kapal perintsi pengganti KM Amukti Palapa yang akan mengangkut penumpang.