Seputar Sepak Bola

Blatter Minta Adu Penalti Dihapuskan

"Sepak bola bisa menjadi tragedi kalau ditentukan lewat adu penalti,” kecam Blatter

Penulis: Deddy Sukma | Editor: Deddy Sukma
zoom-inlihat foto Blatter Minta Adu Penalti Dihapuskan
yahoosports
SURYA ONLINE, ZURICH - Faktor keberuntungan yang menaungi Chelsea di final Liga Champions, 20 Mei lalu, menyisakan rasa tidak puas bagi banyak pihak.

Termasuk Presiden FIFA, Sepp Blatter, yang menggambarkan adu penalti yang membawa kemenangan Chelsea sebagai ‘tragedi’.

Blatter juga berharap ada solusi yang bisa diterapkan untuk mengganti cara adu penalti sebagai penentu kemenangan di pertandingan sepak bola.

“Sepak bola bisa menjadi tragedi kalau ditentukan lewat adu penalti,” kecam Blatter dalam Kongres FIFA di Budapest dikutip soccernet, Jumat (25/5). “Seharusnya sepak bola bukan ditentukan satu lawan satu. Kalau melalui adu penalti, maka sepak bola sudah kehilangan esensinya.”

Blatter juga merasa gemas karena adu penalti juga membuat drama di turnamen-turnamen besar kurang menarik. Seperti Piala Afrika dan Liga Champions 2012 yang harus ditentukan dari titik putih.

Jangan lupakan pula Piala Dunia 1994 dan 2006, juga ditutup dengan cara itu. Karena itu Blatter ingin mekanisme bola mati ini dihapus, dan ia mendesak Franz Beckenbauer, Ketua Task Force Sepak Bola 2014 untuk menemukan cara lain untuk menggantikan penalti.

“Mungkin Herr Beckenbauer dengan tim 2014-nya bisa memberi solusi, mungkin tidak hari ini. Namun di masa mendatang,” ujar Blatter.

Belum lama ini Beckenbauer, yang juga presiden kehormatan Bayern Muenchen, mengatakan bahwa Chelsea layak menjuarai Liga Champions meski lewat adu penalti.

“Mengapa Chelsea disalahkan ketika Muenchen tidak bisa mewujudkan dominasinya? Keberuntungan bersama Chelsea kali ini, dan itulah alasan mereka layak menjadi juara kendati Muenchen adalah tim yang lebih baik di sepanjang pertandingan,” jelasnya. soccernet

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved