Kemelut Terminal TOW
Penumpang Bus Demonstrasi di Dewan
Puluhan calon penumpang bus antar kota dalam provinsi (AKDP) berunjukrasa ke gedung DPRD Surabaya, Selasa (8/5/2012).
Penulis: Miftah Faridl | Editor: Heru Pramono
Perwakilan pendemo ditemui langsung anggota DPRD Surabaya, Agus Santoso. Para pendemo yang kebanyakan mahasiswa asal Tuban, Bojonegoro, Lamongan sampai Brebes ini mengeluh harus merogoh kocek dalam-dalam karena biaya transportasi membengkak.
"Biasanya saya dari Lamongan sampai Bungurasih cuma Rp 16.000. Sekarang karena mogok dan harus naik kendaraan Bison, saya harus bayar Rp 50.000," keluh Singa. Diakuinya, ada sekitar 1000 mahasiswa di tiga kampus besar di Surabaya yang berasal dari kota-kota di Pantura.
Sementara itu, Ketua YLKI Jatim Said Sutomo mengatakan, jangan sampai kebijakan pengalihan trayek ini tidak melibatkan konsumen. "Jangan sampai konsumen yang dikorbankan. Terlebih jangan mengamputasi trayek yang ada di Bungurasih yang notabene mengorbankan konsumen," tegasnya.
Mereka meminta agar dewan berbicara lagi dengan Pemkot Surabaya dan Departemen Perhubungan untuk meninjau lagi kebijakan pengalihan trayek ini.
Agus Santoso berjanji akan menyampaikan keluhan-keluhan konsumen kepada Pemkot Surabaya. Namun begitu, Agus menegaskan, permasalahan TOW bukan semudah membalik tangan. "Kami sudah menggelar rapat puluhan kali membahas ini. Awalnya yang mengeluh hanya pedagang di Bungurasih. Namun sekarang merembet ke perusahaan otobus," ungkapnya.
Anggota Komisi C itu menegaskan, TOW difungsikan untuk trayek pantura karena bertujuan menghidupkan wilayah Utara Surabaya. "Selain itu, kan tidak perlu penumpang dari pantura harus ke Sidoarjo karena bisa langsung ke TOW. Kebijakan ini sebenarnya ingin memberikan pelayanan yang lebih baik bagi konsumen," tegas Agus.