Fengshui Tangga
Jumlah Anak Tangga yang Hoki
Jumlah Anak Tangga yang Hoki
Penulis: Endah Imawati | Editor: Endah Imawati
Anak tangga dalam rumah, menurut teori fengshui, harus dihitung dengan cermat supaya mendukung energi positif di dalam rumah. Anak tangga yang dianjurkan adalah kelipatan 5 ditambah satu atau dua.
Menurut Dr Mauro Rahardjo dan Lelyana Rahardjo dari Feng Shui School Indonesia, penghitungan itu akan menghasilkan 6, 7, 11, 12, 16, 17, 21, 22, 26, 27 anak tangga. “Dasar kelipatan lima ini muncul karena adanya 5 tahap kehidupan yaitu lahir (1), besar (2), tua (3), mati (4), dan sengsara (5). Itulah sebabnya tambahan 1–2 anak tangga akan jatuh pada hitungan yang dianggap baik,” kata Mauro.
Selain anak tangga, putaran tangga juga sering ditanyakan, apakah searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam? Dalam literatur fengshui, tidak ada aturan yang mengharuskan arah putaran tangga. Umumnya putaran tangga mengikuti arah jarum jam.
“Pada rumah adat Bali, untuk masuk rumah, naik tangga (kelipatan 3) melalui gerbang (angkul-angkul) lalu belok ke kanan (searah jarum jam),” tambah Mauro.
Yang penting diperhatikan adalah bentuk tangga. Mauro menyarankan untuk tidak menggunakan bentuk spiral karena itu pantangan. Bentuk tangga spiral dan memutar layaknya seperti sebuah bor, berdasarkan teori Form School Feng Shui, akan menciptakan ketidakharmonisan. Oleh sebab itu ada baiknya dihindari. Tangga spiral dengan alasan menghemat ruangan dapat dipasang hanya untuk fungsi tangga servis di luar bangunan utama rumah. Biasanya tangga ini ada di bagian belakang untuk menuju ruang jemur.
Dalam fengshui, tangga termasuk unsur air. Oleh karena itu, gantungkan lampu kristal di atas tangga. Lampu kristal berunsur logam. Karena logam menghasilkan air, maka kehadiran lampu kristal itu dapat menguatkan dan membesarkan energi positif untuk diantarkan ke ruang atas. Tidak perlu lampu kristal besar dan mahal, cukup lampu kecil di ujung pegangan tangga.
Menurut Dr Mauro Rahardjo dan Lelyana Rahardjo dari Feng Shui School Indonesia, penghitungan itu akan menghasilkan 6, 7, 11, 12, 16, 17, 21, 22, 26, 27 anak tangga. “Dasar kelipatan lima ini muncul karena adanya 5 tahap kehidupan yaitu lahir (1), besar (2), tua (3), mati (4), dan sengsara (5). Itulah sebabnya tambahan 1–2 anak tangga akan jatuh pada hitungan yang dianggap baik,” kata Mauro.
Selain anak tangga, putaran tangga juga sering ditanyakan, apakah searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam? Dalam literatur fengshui, tidak ada aturan yang mengharuskan arah putaran tangga. Umumnya putaran tangga mengikuti arah jarum jam.
“Pada rumah adat Bali, untuk masuk rumah, naik tangga (kelipatan 3) melalui gerbang (angkul-angkul) lalu belok ke kanan (searah jarum jam),” tambah Mauro.
Yang penting diperhatikan adalah bentuk tangga. Mauro menyarankan untuk tidak menggunakan bentuk spiral karena itu pantangan. Bentuk tangga spiral dan memutar layaknya seperti sebuah bor, berdasarkan teori Form School Feng Shui, akan menciptakan ketidakharmonisan. Oleh sebab itu ada baiknya dihindari. Tangga spiral dengan alasan menghemat ruangan dapat dipasang hanya untuk fungsi tangga servis di luar bangunan utama rumah. Biasanya tangga ini ada di bagian belakang untuk menuju ruang jemur.
Dalam fengshui, tangga termasuk unsur air. Oleh karena itu, gantungkan lampu kristal di atas tangga. Lampu kristal berunsur logam. Karena logam menghasilkan air, maka kehadiran lampu kristal itu dapat menguatkan dan membesarkan energi positif untuk diantarkan ke ruang atas. Tidak perlu lampu kristal besar dan mahal, cukup lampu kecil di ujung pegangan tangga.