Inilah Asal Muasal Kampung Inggris

Penulis: Tri Hatma Ningsih |
ACHMAD MISBACHUL ANAM Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang az_nam87@yahoo.co.id Ada yang mengatakan penguasaan bahasa Inggris bisa mengubah nasib seseorang. Itu biasa. Kalau bahasa Inggris mampu mengubah wajah suatu perkampungan, itu baru berita. Dan, itulah yang terjadi di Kota Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kota kecamatan kecil, 24 kilometer timur laut Kota Kediri ini, selain terkenal sebagai sentra komoditas madu lebah dan sawo manila, kini memiliki beberapa desa yang dilekati predikat sebagai kampung Inggris. Bukan karena banyak bule yang ada di situ, melainkan karena banyaknya tempat kursus bahasa Inggris di sana. Singgahan, Tulungrejo, dan Pelem, ketiga desa inilah sebutan kampung Inggris berasal. Di sana puluhan lembaga kursus mengajarkan kemampuan berbahasa Inggris kepada ribuan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia. Ada Basic English Course (BEC), Effective English Conversation Course, Mahesa Institute, Smart International Language College, Manggala English Zone, dan sederet nama lainnya. Lembaga kursus ini baru berdiri empat atau lima tahun silam. Beberapa di antaranya dikenal sebagai pusat belajar bahasa Inggris sejak awal tahun 1990-an. Bahkan BEC, pendahulu dari semua lembaga kursus di Pare, berdiri sejak 1977. Sebenarnya bukan hanya bahasa Inggris saja yang ditawarkan lembaga kursus di Singgahan, Tulungrejo, dan Pelem. Ada juga kursus bahasa Jepang, Mandarin, dan Arab. Akan tetapi karena jumlah lembaga dan peminatnya tak sebanyak di tempat kursus bahasa Inggris, wilayah ini akhirnya lebih dikenal sebagai kampung Inggris. Yang paling awal berkembang dan diminati memang kursus bahasa Inggris. Saat ini dari 84 lembaga di seluruh Kecamatan Pare, paling tidak 80-an persen mengajarkan bahasa Inggris, ungkap Muhammad Kalend (61), pendiri BEC sekaligus tokoh di balik perkembangan sentra kursus bahasa Inggris di Pare. Citra Pare sebagai kampung Inggris telah memikat minat banyak anak muda dari berbagai daerah di Indonesia. "Saya tahu Pare dari cerita teman saya. Katanya ada kampung Inggris di mana semua orang memakai bahasa Inggris untuk bahasa sehari-hari. Biaya kursus pun murah, ada yang hanya Rp 15.000 sebulan. Siapa yang tidak tertarik?" aku Muttahar, peserta kursus di BEC asal Gerung, Lombok Barat. Dari cerita itu, usai lulus dari SMA, bersama empat temannya ia memutuskan untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris di Pare untuk bekal mencari pekerjaan. Dalam enam bulan, ia lancar dan percaya diri bercakap-cakap dalam bahasa global ini. Ada keistimewaan tersediri jika kursus di BEC, mengapa? Sebab di setiap kelas para siswanya khusus untuk siswa perempuan wajib memakai jilbab. Seragam kebesarannya memakai baju putih sebagai atasan serta hitam sebagai bawahannya. Seperti orang kantoran saja. Saya bangga menjadi orang Pare, dengan percaya diri saya berkata, "hi, I am from Pare. And i speak English."
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved