Berita Komoditas
Jelang Bulan Puasa, Harga Bawang Putih di Kota Madiun Naik 2 Kali Lipat
Seminggu jelang bulan puasa, harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Kota Madiun mengalami kenaikan cukup signifikan. Bawang putih naik 2x lipat.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id|MADIUN - Seminggu menjelang bulan puasa, harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Kota Madiun mengalami kenaikan cukup signifikan.
Di antaranya, bawang putih, bawang merah, dan cabe rawit merah.
Di Pasar Besar Kota Madiun, harga bawang putih melonjak hingga dua kali lipat. Untuk bawang putih jenis sinco, yang biasa dijual dengan harga Rp 20 ribu, kini naik menjadi Rp 38 ribu per kilogram.
Sementara, untuk bawang putih jenis kating, yang normalnya di harga Rp 24 ribu, kini naik menjadi Rp 52 per kilogram.
"Sudah sekitar dua bulan ini naik drastis. Awalnya sekilo Rp 16 ribu, naik jadi Rp 20 ribu, terus naik terus," kata Riska seorang penjual sayuran dan bahan pokok di Pasar Besar Kota Madiun, Kamis (25/4/2019) sore.
Dia mengatakan, selain bawang putih, harga bawang merah dan bawang bombai juga mengalami kenaikan cukup drastis menjelang bulan puasa.
Bawang merah yang normalnya di harga Rp 20 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 36 ribu per kilogram. Sementara bawang bombai yang normalnya Rp 16 per kilogram, kini naik menjadi Rp 28 ribu per kilogram.
"Cabe rawit juga naik, biasanya 20 ribu per kilogram kini menjadi 24 ribu per kilogram, biasanya nanti semakin mendekati lebaran naik terus," katanya.
• Operasi Pasar Bawang Merah dan Bawang Putih di Kota Kediri Diserbu Pembeli
• Disperindag Jatim Gelontor Puluhan Ton Bawang Putih Atasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan
Ia mengatakan, sehari yang lalu, Rabu (24/4/2019), Dinas Perdagangan Provinsi Jatim bersama Dinas Perdagangan Kota Madiun, sudah melakukan operasi pasar. Dalam operasi pasar tersebut, bawang putih dijual Rp 20 ribu per kilogram.
Namun, kata Riska, operasi pasar yang dilakukan oleh dinas terkait tidak berdampak pada penurunan harga. Sebab, menurutnya tidak semua penjual di pasar mendapat jatah kupon, sehingga kurang merata.
"Tidak ada pengaruhnya, kan nggak semua dapat kupon. Sebagian besar yang kami jual harganya juga sudah tinggi dari tengkulak," katanya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok, menyebabkan sejumlah pedagang terpaksa hanya bisa sedikit mengambil untung. Mereka tidak bisa menaikan harga jual, meski harga bahan pokok naik.
"Keuntungan turun sekitar 5 hingga10 persen. Kalau harganya dinaikan, pelanggan bisa kabur," kata, Khomsatun pemilik rumah makan Citra Rasa di Jalan Sulawesi, saat ditemui.
Selain itu, mereka juga harus mengeluarkan uang belanja lebih banyak daripada biasanya, karena banyak kebutuhan pokok yang harganya naik.
"Ya naik uang belanjanya. Biasanya Belanja cuma Rp 3 juta, sekarang naik bisa Rp 3,5 juta," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/bulog-sebar-120-ton-bawang-putih-untuk-stabilkan-harga_20170516_204246.jpg)