Seruan 15 Ulama Sepuh di Jatim : 'Lupakan 01 atau 02, Tunjukkan Indonesia Bangsa Besar Kepada Dunia'
Para kiai atau ulama sepuh di Jatim berkumpul dan menyerukan kepada umat untuk melupakan 01 dan 02 serta kembali membangun Indonesia.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Sejumlah kiai sepuh berkumpul di kediaman salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Surabaya, Jumat (19/4/2019).
Mereka yang hadir sebelumnya merupakan pendukung kedua pasangan calon presiden di pemilu 2019, baik pasangan Calon 01 maupun 02.
Hadir di antaranya adalah KH Miftahul Ahyar, Rais Aam PBNU. Pada penjelasannya, pertemuan tersebut menjadi komitmen bersama antar ulama untuk menyejukkan suasana pasca pemilu.
"Kami himbau masyarakat, kita hilangkan istilah 01 atau 02. Kita lupakan perbedaan, kita perkokoh persatuan," kata Kiai Miftah pada penjelasannya seusai acara.
Kiai Miftah menegaskan bahwa para ulama dan kiai bersepakat untuk tidak sekadar memikirkan umat saja, tapi juga memikirkan negara. "Negara harus tetap kondusif dan aman," jelas Kiai Miftah.
"Apalagi kita setelah bersama-sama, menampakkan kegembiraan atas terselenggaranya pilpres. Diikuti mayoritas anak bangsa. Hal ini menjadi capaian luar biasa atas partisipasi bangsa, khususnya NU," katanya.
• Suasana Sampang Madura Dinilai Sudah Kondusif, Ratusan Personel Polda Jatim Dipulangkan Kembali
• Fadli Zon Ditantang Mundur Jika KPU Menangkan Jokowi, Yunarto: Kalau 02 Saya Berhenti Jadi Polster
Khususnya bagi warga NU, Kiai Miftah mengajak kalangan Nahdliyin untuk menjernihkan suasana.
"NU bukan hanya dilahirkan untuk ngurus sosial keagamaan, namun juga bangsa. Sehingga, tetap ada hal-hal yang perlu untuk mendapatkan perhatian," katanya.
Setelah pemilu, semua pihak harus menahan diri dengan mengikuti seluruh proses di pemilu.
"Tujuannya, anak bangsa dari semua lapisan, agar bisa lapang dada menerima hasil ikhtiar yang terbaik dari anak bangsa," katanya.
"Kita bersama menanti hasil final keputusan KPU untuk memutuskan seadil-adilnya menurut aturan. Sehingga, tidak menyalahi aturan, tidak ada niatan memanipulasi, dan sebagainya," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan menggelar pemilu di Indonesia akan menjadi perhatian dunia. "Ini menjadi kesempatan menjadi bangsa yang besar, dan bangsa yang dihormati oleh seluruh bangsa dan negara lain. Sebab, pemilu bukan hanya menjadi perhatian anak bangsa, namun juga pengamat di luar negeri," katanya.
Hal senada dikatakan Gus Ipul.
"Hari ini Kiai-kiai berkumpul setelah kemarin proses pilihan presiden. Ibaratnya ini adalah melupakan 01-02 untuk bermusyawarah dalam menyikapi dinamika paska pilpres," kata Gus Ipul, tuan rumah acara.
Pertemuan kali ini merupakan kelanjutan setelah sebelum pilpres tepatnya pada 17 September 2018 mereka juga bertemu di Rumah Gus Ipul. Hasil dari pertemuan pertama saat itu mereka sepakat bersama Prof Mahfud MD, kemudian Ustaz Yusuf Mansur untuk menggagas gerakkan pilpres ceria.