Techno
Hacker Curi Data Pengguna Lewat Layanan Google Translate, Terdeteksi saat Buka Tautan di Desktop
Hacker curi data pengguna lewat layanan Google Translate, terdeteksi saat buka tautan di desktop
SURYA.co.id - Layanan penerjemah 'Google Translate' selama ini banyak dimanfaatkan para pengguna Google untuk mengalihbahasakan kata ataupun kalimat.
Selain cepat, Google Translate ini bisa diakses secara mudah.
Namun, siapa sangka, di balik kecepatan dan kemudahan itu, ada 'bahaya' yang mengintainya.
Ini setelah terbongkarnya aksi sekelompok peretas yang memanfaatkan layanan 'Google Translate' untuk mencuri data penggunanya.
Praktik ini terdeteksi dan dilaporkan peneliti Akamai Security, Larry Cashdollar.
Pencurian data tersebut menggunakan metode phising, di mana peretas menyebar tautan berbahaya ke email korban.
Tautan itu disertai embel-embel menggiurkan dan jika ditekan, pengguna akan masuk ke situs Google Translate.
Peretas bersembunyi di balik URL Google Translate agar terkesan lebih meyakinkan.
Selanjutnya, pengguna diminta untuk masuk (log in) kembali ke akun Google mereka, dan dari situlah pencurian data terjadi.
Trik semacam ini lebih mudah terdeteksi jika korban membuka tautan via desktop.
Pasalnya, URL Google Translate hasil modifikasi peretas yang tampak pada toolbar, berbeda dari yang asli.
Pengguna yang peka dan lihai akan langsung mengetahui mereka sedang ditipu, sebagaimana dihimpun dari ZDNet.
Namun, jika pengguna membuka tautan dari aplikasi Gmail di smartphone, URL-nya tak terlalu kentara.
Tercapailah tujuan sang peretas untuk mencuri data demi kepentingan mereka.
Google bergegas angkat bicara soal metode phising ini.