Tsunami Banten

Ifan Seventeen Ngaku Kecewa dengan Kinerja BMKG : Enggak Ingin Itu Terjadi Lagi. . .

Vokalis Seventeen ini mengaku kecewa terhadap kinerja BMKG terkait tsunami Banten

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Titis Jati Permata
surya/rahadian bagus priambodo
Ifan Seventeen khusyuk berdoa saat tahlilan tujuh hari mendiang istrinya Dylan Sahara di Ponorogo, Jumat (28/12/2018) malam. 

SURYA.co.id | MADIUN - Vokalis Seventeen, Riefian Fajarsyah, atau yang akrab disapa Ifan, berharap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbaiki kinerjanya.

Vokalis Seventeen ini mengaku kecewa terhadap BMKG yang menganggap kejadian tsunami, Sabtu (22/12/2018) di Anyer, Banten, hanya ombak pasang.

Padahal, saat itu, sudah ramai beredar informasi di media sosial telah terjadi tsunami.

Seharusnya, BMKG juga memberikan peringatan dini kepada masyarakat apabila ada tanda-tanda akan terjadi bencana alam.

"Di berita itu hanya gelombang pasang, jadi udahlah, gimana ya bahasanya, udahlah, harusnya BMKG itu mengingatkan, okelah gagal. Kebiasaannya, setelah bencana baru keluar, lha ini setelah bencana tetap salah, terus buat apa. Kalau misalkan, padahal disebutkan sepanjang Teluk Sunda, itu daerah-daerah prioritas utama. Lah kalau daerah prioritas utama saja salah, gimana daerah yang lain," katanya saat ditemui di kediaman mendiang istrinya, Dylan Sahara Puteri, di Ponorogo, Jumat (28/12/2018) malam.

Seharusnya, BMKG yang merupakan lembaga pemerintah yang digaji negara mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, bisa mengingatkan masyarakat sebelum terjadi suatu musibah bencana.

"Terus mereka menceritakan kendala-kendala, kalau curhat jangan ke kita. Kita ini kan masyarakat, bayar pajak, buat menggaji mereka, lha kok malah curhat ke kita," kata Ifan.

Ifan mengatakan, dirinya tidak bermaksud untuk mencari kambing hitam dalam peristiwa yang menewaskan istri dan tiga personil band Seventeen.

Dia hanya tidak ingin, kejadian serupa terulang kembali, hanya gara-gara masyarakat tidak tahu dan tidak mendapat peringatan dari BMKG, apabila akan terjadi bencana di suatu tempat.

"Maksudnya, apapun itu, ini bentuk keluhan masyarakat yang sudah menjadi korban. Aku sih nggak mencari kambing hitam atas kejadian itu, enggak mencari kambing hitam atas kejadian bencana itu, enggak. Cuma pada intinya, aku juga nggak ingin bencana di Indonesia terjadi lagi, dan masyarakat merasakan hal yang sama gara-gara itu," ujarnya.

Dia berharap, instansi terkait dalam hal ini BMKG segera mengevaluasi dan memperbaiki kinerjanya.

"Harapannya ya,simple aja. Bekerjalah sesuai fungsinya. Fungsinya kan mengingatkan kepada masyarakat, terhadap ciri-ciri bencana yang akan terjadi," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved