Berita Banyuwangi
BPPT Siapkan Teknologi Pembelajaran Kopi dan Cokelat di Tingkat Sekolah di Banyuwangi
Bupati Anas membeberkan potensi agribisnis Banyuwangi sangat melimpah, khususnya kopi dan kakao

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendukung Pemkab Banyuwangi untuk mengembangkan tambahan pelajaran tentang kopi dan cokelat bagi para pelajar. BPPT menyiapkan teknologi untuk memudahkan para pelajar memahami kopi dan cokelat sebagai komoditas potensial yang ada di Banyuwangi.
Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Soni Solistia Wirawan, di Banyuwangi, Sabtu (24/11/2018), mengatakan keinginan Banyuwangi untuk memperkenalkan dunia kopi dan kakao sebagai bahan baku cokelat kepada para pelajar sejak SMP layak diapresiasi.
Apalagi jika diusulkan untuk membuka SMK jurusan kopi dan cokelat, mengingat Banyuwangi memiliki potensi kopi dan kakao yang kualitasnya telah diakui dunia.
“Kami sudah lama melakukan penelitian tentang kopi dan cokelat, pasti dengan senang hati kami akan mendukung rencana Banyuwangi untuk menggeber pengenalan kopi dan cokelat ke pelajar. Mereka bisa menjadi pengusaha kreatif bidang kopi dan cokelat yang pasarnya sangat besar di dunia,” kata Soni usai bertemu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Menurut Soni, bentuk dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam banyak hal. Pihaknya bisa memberi masukan untuk penyusunan silabus berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Selain juga, cara pemrosesan mulai pembibitan yang bagus, hingga teknik pengolahan yang tepat.
"Bahkan, kami juga siap memberikan bantuan teknologi, seperti alat penyangrai kopi dan masih banyak lainnya,” tambahnya.
Bupati Anas membeberkan potensi agribisnis Banyuwangi sangat melimpah, khususnya kopi dan kakao. Bahkan kakao Glenmore Banyuwangi dikenal sebagai salah satu bahan cokelat terbaik dunia.
"Banyuwangi berkolaborasi dengan BUMN perkebunan PTPN XII tengah menyiapkan kegiatan ekstrakurikuler kopi dan cokelat bagi pelajar SMP dan SMA/SMK, termasuk di sekolah yang berbasis pondok pesantren. Untuk SMA dan SMK, kami mengusulkan ke pemerintah provinsi agar dibuka jurusan kopi dan cokelat," kata Anas.
Anas menambahkan, SMP dan SMA/SMK termasuk yang berbasis pesantren yang dekat dengan lokasi perkebunan bakal mulai dimasuki ekstrakurikuler kopi dan cokelat.
"Dengan strategi ini, harapan kami bisa lahir banyak entrepreneur yang kreatif dalam menggarap potensi agro di Banyuwangi. Tidak hanya kopi dan coklat, potensi hortikultura seperti jeruk, buah naga, dan manggis Banyuwangi juga melimpah. Kami ingin BPPT membantu kami teknologi pengembangannya," kata Anas.
-
Sertifikasi Geopark UNESCO akan Menjadi Brand Kuat bagi Pariwisata Banyuwangi
-
Atraksi Wisata untuk Milenial di Banyuwangi Festival 2019 Digelar Berdasarkan Hasil Survei
-
99 Banyuwangi Festival Diluncurkan, 30 Persen Atraksi Bidik Wisatawan Milenial
-
Bupati Pasuruan hingga Manokwari Teken Kerja Sama Adopsi Inovasi Banyuwangi
-
KemenPAN-RB Visitasi ke Sekolah Pilot Banyuwangi, Percepat Proses Menuju Akademi