Berita Lifestyle
Diet 16:8, Kurangi Berat Badan Tanpa Pangkas Kalori, Seperti Ini Caranya
Dengan penerapan diet ini, maka aktivitas kerja tak terganggu dan diet tetap bisa berjalan.
Penulis: Sudharma Adi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | SURABAYA - Sejak beberapa minggu ini, berat badan Anggraini (28) ada perubahan signifikan.
Jika sebelumnya dia memiliki berat badan sampai 70 kg, saat ini jarum timbangan bergerak di angka 68.
Tak sekadar berolahraga, namun warga Jambangan ini mulai tekun mencoba diet baru, yang disebut 16:8.
“Saya dapat info kalau diet ini tak membatasi porsi makan, hanya memangkas jam maka,” jelasnya, Rabu (17/10/2018).
Dia mengaku diet seperti ini cukup membantu karena tak mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.
Selama ini aktivitas kerjanya memang cukup padat, karena bekerja sebagai sales mobil.
Dengan penerapan diet ini, maka aktivitas kerja tak terganggu dan diet tetap bisa berjalan.
“Saya punya target untuk menurunkan berat badan sampai lima kg. Setelah itu, mungkin saya akan menghentikan diet ini,” urainya.
Mengenai diet ini, ahli gizi Graha Amerta RSUD dr Soetomo, Eko Dwi Martini menjelaskan, diet ini sebenarnya mulai dikenal setelah muncul pada buku ‘The 8 Hour Diet' karya David Zinczenko.
Diet ini disebut 16:8 karena ada pembagian waktu antara boleh makan dan berpuasa.
Selama 16 jam dalam sehari, pelaku diet berpuasa dan hanya boleh minum air putih, teh dan minuman lain dengan kadar gula sedikit.
Setelah 16 jam berpuasa, pelaku diet baru bisa menyantap makanan, dalam jangka waktu 8 jam.
“Menu makanan yang disantap bisa apa saja. Yang penting total jumlah kalori yang dikonsumsi sama seperti ketika tak diet. Yang jadi fokus pola diet ini adalah pemangkasan waktu makan, atau hanya 8 jam saja,” terangnya.
Pada diet ini, semua jenis makanan sebenarnya boleh dikonsumsi.
Nmun, harus ada keseimbangan nilai gizi pada makanan.
Dari total porsi makanan, perbandingannya adalah 60 persen karbohidrat, 25 persen lemak dan 15 persen protein.