Pilpres 2019

Termakan Hoax Ratna Sarumpaet, Prabowo Diminta Mundur dari Capres. Ini Kata Timnya

Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrulah menyindir keras Capres Prabowo Subianto yang termakan Hoax Ratna Sarumpaet.

Editor: Iksan Fauzi
Tribunnews/Jeprima
Ratna Sarumpaet saat menggelar konferensi pers terkait pemberitaan penganiayaan dirinya di Kampung Melayu Kecil, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018). Pada konferensi pers tersebut Ratna mengaku berbohong tentang penganiayaan dirinya melainkan pada 21 September 2018, dirinya menemui dokter bedah plastik di Jakarta untuk menjalani sedot lemak di pipi. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrulah menyindir keras capres Prabowo Subianto yang termakan Hoax Ratna Sarumpaet.

Seharusnya menurut Inas, sebagai mantan petinggi TNI, Prabowo bisa mencari informasi lebih mendalam sebelum beraksi mendengar Ratna Sarumpaet dianiaya.

"Mantan jendral, pastinya punya intelijen yang mumpuni dong, seharusnya bisa mencari informasi yang akurat dan bukan hanya dari bacotnya Fadli Zon," ujar Inas, Kamis (4/10/2018).

Begitu mudahnya lanjut Inas, Prabowo termakan hoax.

Hal ini kata dia memunculkan dugaan bahwa semua drama Ratna Sarumpaet sengaja dirancang oleh kubu oposisi.

"Bisa saja masyarakat menduga bahwa mereka semua berdramatisasi dalam lakon 'Ratna Sarumpaet Digebukin' yang dirancang oleh mereka semua," katanya.

Namun, bila benar Prabowo termakan kabar palsu menandakan bahwa mantan Danjen Kopassus tersebut sedang apes.

"Apa kata dunia? Mosok Capres yang udah berpengalaman nyapres berkali‑kali, kok bisa dikibulin emak‑emak rempong sih? Amsyong banget tuh capres! Apes!" katanya.

Bila jantan, Inas mengatakan Prabowo seharusnya mundur dari pencapresan. Karena Prabowo ikut bereaksi terhadap kabar hoax Ratna Sarumpaet tersebut.

"Kalau Prabowo jantan karena sudah melakukan tuduhan keji, maka seyogyanya mundur dari pencapresan dan rakyat Indonesia akan mengenang Prabowo sebagai super negarawan, keren kan?" ujarnya.

Terkait hal itu, Koordinator Juru Bicara Prabowo‑Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak angkat suara terkait desakan mundurnya Calon Presiden nomor urut 2 dari pencapresan, karena turut menyarakan kebohongan Ratna Sarumpaet.

Dahnil Simanjuntak menegaskan, Prabowo tidak melakukan kebohongan.

Malah sebaliknya, menurut dia, mantan Prabowo menjadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet.

"Pak Prabowo adalah Capres korban kebohongan dan dibohongi," tepis Dahnil Simanjuntak.

Karena itu, kata dia, bukan Prabowo yang harus mundur. Menurut dia, Capres yang sering berbohong dalam kepemimpinannya harus mundur.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved