Lipsus Persebaya
19 Tahun Bonek Slenge'an Setia Mendukung Persebaya
Komunitas ini selalu ikut andil meneriakkan chant pembakar semangat tim Bajul Ijo ketika berlaga di Gelora Bung Tomo.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | SURABAYA - Sudah 19 tahun ini, Bonek Slenge'an 1999 setia mendukung Persebaya Surabaya.
Komunitas ini selalu ikut andil meneriakkan chant pembakar semangat tim Bajul Ijo ketika berlaga di Gelora Bung Tomo.
Di setiap pertandingan kandang, komunitas Bonek Slenge'an menempati di tribun kidul (selatan).
Komunitas yang dikoordinatori oleh Agus Bimbim Tessy ini bermarkas di Perum Sumput Asri, Driyorejo, Gresik sejak 1999.
Tak hanya laga kandang, Agus bersama anggotanya juga selalu setia memberikan dukungan kepada Bajul Ijo ketika berlaga di kandang lawan.
“Kali pertama berdirinya Bonek Slenge’an, tahun 1999 bulan Maret tanggal 15. Dari tanggal itu sampai sekarang masih tetap berjalan lancar, kemarin terakhir ulang tahun ke-19,” terang Agus Bimbim kepada SURYA.co.id saat ditemui di rumahnya, Minggu (30/9/2018) malam.
Namun, semua anggota komunitas sepakat tidak mau menyebut tanggal itu sebagai tanggal lahir.
"Karena pada dasarnya, lahir pasti akan mati. Kami tidak akan mati selama masih ada Persebaya,” tutur Agus.
Nama Slenge’an sendiri diambil dari nama band legendaris Slank. Beberapa orang pencetus Bonek Slenge’an 1999 merupakan Slankers (fans Slank).
Kini, Bonek Slenge’an tumbuh dan berkembang tidak hanya di Surabaya, tapi juga memiliki beberapa koordinator wilayah (korwil) di daerah lain.
Misalnya, Korwil Surabaya, Korwil Driyorejo dan Wringinanom Gresik, Korwil Krian, Tarik, Karang Asem, Suko, Prambon dan Wonoayu (Sidoarjo), Korwil Jombang, dan Korwil Bangkalan Madura.
“Korwil Slenge’an sekitar ada tujuh korwil sampai 10 korwil. Markas besar Selenge’an di Perumahan Sumput Asri, Driyorejo Gresik,” ungkap pria 34 tahun itu.
Agus merasa bangga dengan anggota Bonek Slenge’an, karena aktif mendukung Persebaya, baik laga kandang dan tandang.
Bonek Slenge’an juga aktif berpartisipasi di kegiatan-kegiatan sosial. Baik kegiatan sosial skala kecil internal bonek maupun untuk masyarakat luas, terutama saat ada bencana alam.
“Kita tiap ada bencana, atau korban dari temen-temen Bonek, pasti dari temen-temen Slenge’an bikin acara penggalangan dana untuk korban. Baik yang sakit atau meninggal. Kemarin untuk korban bencana Lombok, dan ini besok kami mau bikin lagi untuk korban tsunami di Palu,” pungkasnya. (amn)