Pihak Keluarga Beberkan Permintaan Terakhir Harry Moekti, 'Jangan Dipasang Bendera Kuning'
Beberapa hal disampaikan oleh almarhum Harry Moekti sebelum meninggal. Salah satunya Harry moekti melarang dipasangnya bendera kuning
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Mantan rocker yang kini menjadi dai Hari Moekti (bernama asli Hariyadi Wibowo) meninggal dunia pada Minggu (24/6/2018) pukul 20.49 WIB di Cimahi, Jawa Barat.
Kabar duka itu disampaikan oleh vokalis sekaligus pengacara Kadri Mohamad melalui akun Facebook miliknya.
"Inna lillahi wa innailaihi rojiun. Harry Moekti teman duet saya di MAKARA Band. Semoga dilapangkan jalannya ke surga," tulis Kadri pada akun Facebook-nya, yang dikutip oleh Kompas.com (grup Surya.co.id) pada Minggu malam.
Penyanyi legendaris itu dikabarkan tutup usia akibat serangan jantung.

Pemilik nama Hariyadi Wibowo itu juga kabarnya baru selesai mengisi acara di Majelis Taklim (MT) Nuruun Nisaa pagi harinya.
Penyanyi rocker ini dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi, sekitar pukul 20.49 WIB, Minggu (24/6/2018) malam.
Jenazah Harry Moekti dimandikan dan disalatkan di rumah duka, Kompleks Pemda Padasuka Blok H 7980, Cimahi.
Sebelum meninggal, Harry Moekti disibukkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan dakwah.
Saat menginjak usia empat puluh tahun, Harry Moekti hijrah dan menjadi ustaz.
"Pesan terakhirnya teruskan dakwah," ujar adik kandung Harry Moekti, Chandra Moekti saat ditemui di rumah duka, Minggu (24/6/2018).
Beberapa hal disampaikan oleh almarhum sebelum ia meninggal.
Harry Moekti tak ingin ditutupi oleh kain samping.
Ia melarang keluarganya untuk melakukan hal tersebut.
"Beliau meminta jangan ditutupi kain samping jika meninggal. Tapi harus ditutupi bendera Rasululloh SAW yang bertuliskan laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah," ujar Chandra.
Bendera Rasulullah yang dimaksud, kata Chandra, merupakan bendera Arroya berwarna hitam dan bertuliskan putih.