Berita Sidoarjo
Pengakuan Siswa SMP Pembunuh Remaja 18 Tahun di Sidoarjo : Saya Takut, Tak Tahu Kalau Dia Tewas
Pengakuan blak-blakan siswa SMP pembunuh remaja 18 tahun di Sidoarjo : saya takut, tak tahu kalau dia tewas
Penulis: M Taufik | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | SIDOARJO - "Saya benar-benar ketakutan. Tidak menyangka dia tewas akibat peristiwa itu. Sekarang saya takut, sungguh takut".
Demikian kata MF (15), siswa SMP asal Krian yang menghabisi nyawa Rachmat Nur Habib (18), warga Balongbendo, Sidoarjo dalam duel (carok) berdarah di Jalan Imam Bonjol, Krian.
Ungkapan itu disampaikan MF di sela menjalani pemeriksaan di Polresta Sidoarjo, Kamis (21/6/2018).
"Saya ketakutan pak," tandas remaja itu.
Kepada penyidik, MF mengaku dia awalnya dihubungi oleh korban yang cemburu kepada dirinya.
"Kemudian diajak ketemuan, katanya mau diselesaikan baik-baik tapi kok malah ngajak carok," dalihnya.
Dia mengaku sudah mempersiapkan pedang sejak sebelum bertemu korban.
Pedang itu disembunyikan di bawah pohon pisang dekat gang tempat janjian bertemu dengan korban, 19 Juni 2018 sekitar pukul 23.30 WIB.
"Iya itu pedang saya. Sehari-hari sering saya bawa untuk jaga-jaga. Untuk jaga diri pak," jawab siswa SMP yang di tangannya sudah ada tato tersebut.
Termasuk ketika ditanya terkiat janjian carok itu, MF juga mengaku sejak awal sangat berani meski lawannya jauh lebih dewasa.
Dia datang sendirian, meski lawannya datang bersama rekannya.
"Awalnya berkelahi, kemudian carok itu. Saya juga sempat kena beberapa pukulan dan dibacok tangan saya menggunakan pisau," sebutnya sambil menunjukkan luka bacok di telapak tangannya.
Dia mengaku beberapa kali membacok korbannya. Tapi di punggung.
Sementara yang luka di kepala, disebutnya karena dipukul menggunakan gagang pedangnya.
"Pas ditolong beberapa orang itu masih hidup. Kemudian saya pergi dari lokasi. Tidak tahu kalau dia tewas," dalihnya.
Korban tewas setelah dilarikan ke rumah skait Pusdik Gasum Porong dengan luka parah di punggung dan kepala paska kejadian itu.
Sementara tersangka ditangkap polisi di rumah kontrakannya, Kamis (21/6/2018) dini hari.
Sekarang, siswa SMP yang baru naik kelas 8 itu harus meringkuk di dalam penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
