Utang Malaysia Mencapai Rp 3.500 Triliun, Warga Negaranya Patungan Untuk Bantu Melunasinya
Warga Malaysia menggalang donasi untuk membantu melunasi hutang yang dihadapai pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad
SURYA.co.id - Salah satu pekerjaan besar yang menanti PM Mahathir Mohamad adalah hutang negara itu yang kini mencapai 1 triliun ringgit atau sekitar Rp 3.500 triliun.
Mahathir menduga menumpuknya utang Malaysia disebabkan kesalahan pemerintahan terdahulu pimpinan Najib Razak.
"Kami menemukan kondisi keuangan negara tidak dipelihara sehingga kita menghadapi masalah dengan utang mencapai 1 triliun ringgit," kata Mahathir di hadapan staf kantor perdana menteri, Senin (21/5/2018).
"Kita belum pernah menghadapi masalah seperti ini sebelumnya. Dulu kita tak pernah memiliki utang lebih dari 300 miliar ringgit, tetapi kini mencapai 1 triliun ringgit," tambah Mahathir.
Di pekan pertamanya bekerja, Mahathir mengumumkan pajak barang dan layanan (GST) mulai 1 Juni dihapuskan.
Sebagai pengganti, pemerintahan Mahathir akan memberlakukan kembali pajak penjualan dan servis (SST).
Mahathir juga akan memberlakukan kembali subsidi bahan bakar sebagai salah satu upaya menekan meningkatnya biaya hidup.
Namun, kebijakan keuangan Mahathir ini bakal memperbesar defisit anggaran jika tanpa kebijakan yang mengimbangi.
Sebelumnya, pemerintahan PM Najib Razak memproyeksikan pendapatan sebesar 43,8 miliar ringgit atau sekitar Rp 156 triliun dari pajak GST.
Pendapatan dari GST ini mencapai 18 persen dari total pemasukan negara.
Di masa kampanye, Najib memperingatkan, langkah-langkah ekonomi yang disarankan Mahathir bisa membuat utang negara membengkak lebih dari 1 triliun ringgit.
Najib juga membantah klaim bahwa utang negara sudah mencapai level berbahaya.
Dia mengatakan, jumlah utang negara baru mencapai 50,9 persen dari GDP pada Juni 2017, masih di bawah standar yang ditetapkan pemerintah yaitu 55 persen.
Mengetahui hal itu, Warga Malaysia menggalang donasi untuk membantu melunasi utang yang sedang dihadapi pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Dilansir The Star Jumat (25/4/2018), Nik Shazarina Bakti, seorang aktivis HAM dari Sisters in Islam (SIS) membuka akun di GoGetFunding.