Berita Surabaya

Cegah Teroris, Pemkot Surabaya Pantau Identitas Warga Lewat Aplikasi Sipandu

Risma mengungundang setiap pengurus RT/RW di Surabaya, memperkenalkan aplikasi Sipandu (Sistem informasi Pantauan Penduduk).

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: irwan sy
istimewa
Wali Kota Risma saat memberikan pengarahan, pada Selasa (22/5) lalu di Graha Sawunggaling. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pasca teror bom, Pemkot Surabaya terus melakukan upaya pendekatan kepada masyarakat, untuk mengembalikan kepercayaan mereka.

Wali Kota Risma pertama kali mengadakan pertemuan semacam ini beberapa kali. Pertama sesaat setelah tragedi bom pertama di Surabaya. Lalu berlanjut sampai sampai saat ini, Jumat (25/5/2018).

Risma juga mengajak serta Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan dan Danrem 084 Bhaskara Jaya, Kolonel Kav M Zulkifli.

Dia mengungundang setiap pengurus per kecamatan di Surabaya. Dan memperkenalkan mereka kepada aplikasi Sipandu (Sistem informasi Pantauan Penduduk).

"Kejadian teror bom di Surabaya tidak kami sendiri yang mencegahnya. Untuk itu kita perlu bergandeng tangan mengamankam kota ini bersama-sama," kata Risma saat memberikan pengarahan di Gedung Pertemuan Nurul Hayat Perum IKIP - Gunung Anyar B-48.

Risma mengumpulkan RT/RW untuk mensosialisasikan aplikasi terkait mekanisme, pelayanan pindah datang dan pindah keluar penduduk serta pendataan penduduk nonpermanen di Kota Surabaya pasca bom yang terjadi.

Melalui aplikasi Sipandu (Sistem informasi Pantauan Penduduk) yang bisa di download di app store meningkatkan interaksi para ketua RT, RW agar mengetahui kehidupan warganya.

Sekaligus mendeteksi secara dini perilaku atau tindakan yang menyimpang dari ajaran agama dan negara. Ketua RT dan RW akan menerima username dan password satu per satu dari kelurahan.

Aplikasi tersebut memuat beberapa pertanyaan seputar keluarga yang sedang pergi lama, tidak tetap, maupun pendataan penduduk bukan Surabaya.

Apabila sudah mengisi semua pertanyaan, user harus masukkan NIK dan alamat lalu menjelaskan ke mana perginya keluarga tersebut.

Kemudian, memasukkan salah satu data pribadi keluarga seperti SIM, KK, KTP lalu klik simpan. Risma berharap besar RT dan RW serta masyarakat bekerjasama, melindungi Surabaya.

"Saya sebenarnya tidak ingin merepotkan bapak dan ibu. Tapi kita harus bersama-sama mencegah, agar kejadian serupa tak terulang kembali," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved