Single Focus

Risma Sikapi Kampung Warna Warni, Imbangi Destinasi Wisata Jangan lagi Kampung Kumuh dan Amis 

Ada impian besar Wali Kota Surabaya Tri Rismharini menjadikan Kampung Pesisir di sepanjang Pantai Kenjeran menjadi Kampung Warna Warni.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
surya/nuraini faiq
Kampung warna warni kenjeran 

SURYA.co.id | SURABAYA - Ada impian besar Wali Kota Surabaya Tri Rismharini menjadikan Kampung Pesisir di sepanjang Pantai Kenjeran menjadi Kampung Warna Warni. Saat ditemui surya.co.id, Risma bicara blak-blakan mengenai kampung itu.

Diakui Risma bahwa saat ini sebenarnya tingkat kesejahteraan warga di Kampung Warna Warni Kecamatan Bulak dan sebagian Kecamatan Kenjeran sudah naik. Itu setelah Kelurahan dan Kecamatan menyurvei warga. 

Namun, Risma menyayangkan kultur dan kebiasaan warga yang sulit berubah. Sulit diajak tanggung jawab dan tidak mengenal disiplin waktu. Ini terbentuk karena kebiasaan warga nelayan yang bermata pencaharian cari ikan. 

Pergi ke laut sewaktu-waktu. Tak perlu menanam atau merawat dan memupuk seperti petani. Akibatnya terbawa dalam kehidupan untuk sulit diajak tanggung jawab.

 "Sampai orang kementrian tanya ke saya, kok bisa menjadikan kampung nelayan menjadi Kampung Warna Warni. Saya jawab lima tahun lebih memikirkan kampung itu," kata Risma, Senin (7/5/2018).

Wali Kota yang dikaruniai dua anak ini pun terbuka dan blak-blakan menceritakan kampung itu harus diciptakan. Risma akan menjadikan Surabaya Timur dan Pantai Kenjeran menjadi destinasi wisata alam menjanjikan.

Ada Jembatan Suroboyo, Taman Suroboyo, dan patung Suro dan Boyo ukuran raksasa setinggi 25 meter juga akan dipasang di satu kawasan yang sama. Risma memastikan Agustus patung itu sudah bisa dinikmati untuk selfie. 

Bahkan dari ketinggian juga tampak gagah patung itu. Belum lagi nanti akan ada kereta gantung dan outing road menyisir Pantai Kenjeran.

"Masak banyak tempat wisata kampungnya kumuh," ucap Risma.

Begitulah Risma membeberkan rahasia pembentukan Kampung Warna Warni di kawasan nelayan. Dirinya tak ingin ada kesenjangan antara tempat wisata dan kampung nelayan. 

"Kami kurang apa telah membangunkan segala destinasi wisata. Jembatan Suroboyo kalau malam Minggu ada ribuan orang berkunjung. Jangan sampai Kampung kumuh dan amis," kata Risma. 

Bau kuat dan kebersihan kampung memang menjadi perhatian serius Risma. Baru setelah itu, Risma akan membangun budaya dan karakter warga kampung nelayan yang masih maunya senidiri.

Risma mengakui bahwa tidak mudah kalau sudah menyangkut Pembangunan SDM itu.

"Warga di sana masih suka tangan di bawah. Sampai kapan pun saya tak inginkan tangan di bawah ini," lanjut Risma.

Warga di kampung nelayan itu saat ini merasakan kehadiran Jembatan Suroboyo. Ribuan orang berdatangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved