Persebaya Surabaya

Ada Sosok Penting di Belakang Layar Persebaya yang Bikin Mental Pemain Bajul Ijo Jadi Wani

Dengan menetapkan manajemen kepelatihan modern, Persebaya menggagas peran psikolog sebagai bagian yang penting dalam tim.

Penulis: Dya Ayu | Editor: irwan sy
twitter/@afifokto
Psikolog Persebaya Surabaya, Afif Kurniawan 

Saat Persebaya Surabaya menjadi juara Liga 2 2017, seluruh pemain Bajul Ijo bak seorang pahlawan karena mengantarkan tim berlaga di kasta tertinggi, yakni Liga 1. Namun, ada beberapa sosok penting di belakang layar yang membuat Rendi Irwan dkk benar-benar menjadi pahlawan Persebaya. Salah satu sosok tersebut adalah Psikolog Persebaya, Afif Kurniawan.

SURYA.co.id | SURABAYA - Klub-klub di Indonesia belum banyak yang menggunakan peran psikolog. Padahal, pemain bola juga manusia yang punya rasa, hati, emosi, dan tak lepas juga dari masalah pribadi. Jika tak ditangani, masalah pribadi tersebut bakal berdampak di lapangan dan memengaruhi kinerja seluruh tim.

Di sinilah pentingnya peran Afif Kurniawan di tim kesayangan Bonek Mania. Apabila tim pelatih membentuk pemain dan tim melalui strategi dan juga insting bermain bola, psikolog membantu merealisasikan hal itu sekaligus menyelesaikan persoalan pribadi pemain agar tak memengaruhi timnya.

Dengan menetapkan manajemen kepelatihan modern, Persebaya menggagas peran psikolog sebagai bagian yang penting dalam tim.

Afif mengatakan tak hanya soal mental yang harus dibentuk oleh seorang psikolog, melainkan ada tiga aspek yang saling keterkaitan dalam filosofi sport science yakni meliputi assesmen, pendampingan, dan pengembangan kemampuan mental (psychological skills training).

"Di Indonesia, khususnya level klub, memang baru Persebaya yang menggunakan pendekatan ini. Meski demikian, sebenarnya psikologi bukanlah hal yang baru," kata Afif, Senin (2/4/2018).

Afif menuturkan Timnas Indonesia telah menggunakan psikolog sebagai bagian dari pengembangan kapasitas tim. Pada prinsipnya, peran psikologi dalam tim adalah membantu program latihan yang dibangun oleh Head Coach dan Manajemen Tim.

"Artinya, psikolog akan memberikan data-data yang dibutuhkan tentang kondisi psikologis pemain serta melakukan pengembangan kapasitas mental pemain, seperti kepercayaan diri, komunikasi, dan konsentrasi," sambungnya.

Tak hanya berperan seorang diri, psikolog juga bekerjasama dengan staf lain di dalam tim untuk menjaga mood sekaligus kondisi baik pemain.

"Kami juga bekerja dengan dokter tim, fisioterapis, dan match analyst. Untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang performa tim baik individu maupun tim," ungkapnya.

Lebih lanjut, terkait pendekatan dengan pemain khususnya di awal, pihaknya mengaku sempat kesulitan. Hal ini terbilang alamiah karena tak semua pemain memiliki sifat dan sikap yang sama.

"Tentu saya harus siap untuk segala keluhan tentang kondisi psikologis pemain dan biasanya saya lebih suka tatap muka langsung setelah latihan. Kenapa tatap muka, karena kami bisa observasi langsung kondisi pemain," jelasnya.

Sementara itu, peran psikolog juga sangat dibutuhkan, terlebih saat tim mengalami kekalahan dalam sebuah pertandingan. Terkait hal ini psikolog memiliki cara tersendiri untuk mempertahankan mental pemain.

Baca: Model Pelatihan Baru Diterapkan, Ini Komentar Para Pemain Persebaya Surabaya

Dijelaskan, Afif melakukan pendekatan preventif, jadi bukan baru bertindak jika pemain mengalami situasi kalah atau menang.

Setiap sebelum pertandingan, ia mengadakan kelas psikologi yang disebut sebagai mental set. Ilmu Psikologi bekerja untuk menyiapkan pemain untuk menghadapi perubahan mood, mengantisipasi perasaan negatif saat tertinggal, dan melatih pemain untuk memiliki mental tangguh.

"Itu lebih baik dari pada menangani mental pemain saat telah terjadi situasi yang kalah," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved