Profil

Pembuatan Program TV Ternyata Beda dengan Bikin Film, Begini Argalaras Menuturkan Pengalamannya

Sejak gabung di stasiun TV swasta tahun 2010, Arga sudah dipercaya menggarap sebuah serial situasi komedi yang ternyata mendapat perhatian pemirsa.

Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito
SURYA/PRAMUDITO
Argalaras (nomor 3 dari kiri) bersama para bintang film Get Up Stand Up dan kru KFC Adityawarman Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Dunia akting bukan hal baru bagi Argalaras.

Sejak gabung di sebuah stasiun televisi swasta pada tahun 2010, perempuan asal Bandung ini sudah dipercaya menggarap sebuah serial situasi komedi (sitkom) yang ternyata mendapat perhatian besar pemirsa.

Lulusan Universitas Padjadjaran Jurusan Ilmu Komunikasi ini sering pula mengerjakan tayangan bertema drama.

“Waktu gabung di KompasTV, saya juga pernah bikin profil sosok tapi formatnya dibuat seperti film,” papar Argalaras di tengah kesibukannya mengawal promo film Get Up Stand Up di Surabaya, Kamis (14/4).

Karena itu, saat dia ditunjuk Bimo Setiawan, Dirut Group of TV Kompas Gramedia menjadi produser film Get Up Stand Up, Arga pun langsung menjalankan tugasnya sesuai pengalaman yang dia peroleh selama ini.

“Ya, semua learning by doing,” tandasnya.

Meski begitu, diakui Arga, yang dia rancang tidak semuanya berjalan mulus. Kendala muncul dari awal ketika penggarapan naskah.

Ketika film ini siap digarap pada Februari 2015, selang tiga bulan kemudian terjadi pergantian penulis skenario.

“Yang sulit adalah menggabungkan dua alur, stand up dan drama percintaan. Harapannya, film ini bisa tetap lucu, namun juga dapat mengharu biru,” urainya.

Kendala lainnya adalah kru yang dilibatkan untuk film produks KG Studio ini kebanyakan adalah freelance.

“Jadi sambil jalan terus meraba sistem yang tepat dengan kondisi seperti itu produksi bisa diselesaikan dengan baik,” papar Arga yang sehari-hari bertugas sebagai Executive Produser KompasTV.

Arga merasa beruntung lantaran dia bekerja sama dengan orang yang mau berbagi pengalaman di bidang perfilman.

“Proses pembuatan film itu sangat detil, beda dengan pembuatan program TV,” tegasnya.

Menurut Arga, bagian yang paling sulit dan perlu energi besar justru bukan saat eksekusi, melainkan pra produksi.

“Ketika pra produksi tuntas, semua bisa berjalan baik,” urainya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved