Berita Sidoarjo
Pemkab Sidoarjo Pakai Aplikasi M-Bonk Buatan Mahasiswa Universitas Kanjuruhan
#SIDOARJO - Secara otomatis, ketika memotret jalan rusak dan mengirim ke admin aplikasi, foto tersebut sudah terkoneksi dengan GPS.
Penulis: Irwan Syairwan | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SIDOARJO - Ide kreatif terkadang muncul dari hal yang tak terduga. Gara-gara bemper mobilnya penyok saat terjerembab jalan berlubang, empat mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) membuat aplikasi Road Report (ROAR).
Aplikasi itu untuk melaporkan kondisi jalanan rusak ke pemerintah daerah. Gayung bersambut, aplikasi tersebut dibeli Pemkab Sidoarjo dan menjadi aplikasi M-Bonk yang pada Selasa (23/2/2016) diluncurkan.
Adalah Yoga Pratama, Fathur Rohim, Nurul Hakiki, dan Rico Santoso, mahasiswa jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Unikama, yang menggagas aplikasi tersebut.
Pengalaman buruk menimpa mereka ketika sedang menuju Surabaya awal 2015. Mengendarai Honda Jazz yang dimodifikasi ceper, keempatnya melintasi Jalan Raya Porong.
Nahas, Yoga yang menjadi pengemudi tak melihat ada lubang cukup dalam hingga mobilnya terjerembab.
"Lubangnya tertutup genangan air. Setelah terjerembab, saya lihat kondisi ternyata bempernya penyok. Gara-gara pengalaman ini tercetus ide membuat aplikasi pelaporan jalan rusak," kenang Yoga saat ditemui SURYA.co.id di acara launching aplikasi M-Bonk di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
Agustus 2015, keempat mahasiswa ini melihat pengumuman lomba CityApp Apathon yang digelar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BN) Sidoarjo. Merasa punya 'dendam' terhadap kondisi jalan di Kota Delta, mereka sepakat mengikuti lomba tersebut.
Tak butuh waktu lama, tiga minggu pengembangan, aplikasi yang diberi nama ROAR itu selesai.
"Akhirnya kami yang menang. 'Dendam' kami seperti terbalaskan. Hehehehe," tandas Rico.
Aplikasi ini bisa diinstal di smartphone berbasis Android, IOS, dan Windows. Cara kerjanya cukup memotret jalan yang rusak.
Secara otomatis, ketika memotret jalan rusak dan mengirim ke admin aplikasi, foto tersebut sudah terkoneksi dengan GPS.
"Jadi langsung bisa dilihat admin hasil foto itu ada di wilayah mana. Tidak akan mbleset karena langsung GPS. Jadi tidak mungkin memberi laporan palsu," jelas Rohim.
Keempatnya menerima hadiah uang Rp 10 juta. Hadiah tersebut mereka gunakan untuk mengembangkan aplikasi lain yang saat ini sedang dikerjakan.
"Kami sedang melalukan proyek memetakan seluruh wilayah Jatim, baik kondisi jalan, potensi bencana alam, dan lainnya. Kami sedang mengembangkan aplikasi pelaporan namun skalanya lebih luas," beber Hakiki yang diamini ketiga temannya.