Berita Surabaya
Jalan Tunjungan bakal Kembali ke Tempo Doloe, Pedestrian Unik, ada Trem Tengah Jalan
Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Bappeko, dan semua stake holder pemerintah tengah bekerja keras mengembalikan wajah Jalan Tunjungan seperti dulu kala.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek, ramai-ramai bebarengan...
Cak ayo cak, sopo gelem melu aku
Cak ayo cak, golek kenalan cah ayu..
Itulah bait lagu legendaris yang menggambarkan Jalan Tunjungan Surabaya sebagai pusat kota. Kawasan ini malah lebih melegenda dari lagu parikan asli Surabaya itu. Pemkot Surabaya kini bekerja keras mengembalikan kota legenda, Jalan Tunjungan.
Kawasan di tengah kota itu sudah dimasukkan dalam kawasan cagar budaya. Bangunan di sepanjang jalan ini juga sebagian besar masih utuh seperti sedia kala. Sebuah deretan bangunan kuno yang memiliki nilai history. Selain deretan toko juga bangunan penggerak ekonomi lainnya.
Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Bappeko, dan semua stake holder pemerintah tengah bekerja keras mengembalikan wajah Jalan Tunjungan seperti dulu kala. Kawasan ini direstorasi.
"Semua proses restorasi untuk Tunjungan menjadi destinasi wisata heritage sedang kita kerjakan," kata Kepala Dinas Pawisita Wiwik Widayati, Kamis (7/1/2016).
Guna menuntaskan itu Dinas Pariwisata sore tadi (Kamis 7/1/2016) telah membicarakan lebih detail menyangkut kampung di sekitar Jalan Tunjunghan bersama camat dan lurah.
Saat ini, proses restorasi itu tengah berjalan dengan fokus pada pengembalian deretan bangunan.
Pemkot tahun ini menargetkan sisi timur Jalan Tunjungan lebih dulu. Setidaknya ada 12 persil atau lokasi di kawasan itu yang harus segera direstorasi. Persil ini berupa deretan toko, bank, dan hotel. Sebagian besar adalah milik perorangan.
Deretan bangunan itu harus dikembalikan ke bentuk asal naneskosotik.
"Gedung Siola sudah mengawali. Ada museum, kantor Dinas Pariwisata, dan Dispenduk Capil di sini. Deretan bangunan berikutnya diharapkan bisa mengikuti," tambah Wiwik.
Pemkot saat ini sudah mulai membuka fasad (wajah) asli deretan toko yang kini sudah ditutup papan bisnis. Ada board dan seng dipasang permanen di deretan kawasan heritage tersebut. Pemkot pun mulai bongkar-bongkar penutup fasad bengunan Tunjungan.
"Terakhir pada akhir Desember kemarin, fasad di dua bangunan No 9 dan No 11 dibongkar. Tentu kami lebih dulu bekoordinasi dengan pemilik deretan toko itu. Rata-rata semua mendukung penuh," kata Wiwik.
Setelah tahap pertama pembongkaran dilakukan di sisi timur, kemudian tahap selanjutnya berlanjut ke sisi barat Kawasan Tunjungan.
Pemkot juga mengajak beberapa pihak yang memiliki tujuan sama untuk menghidupkan lagi suasana kawasan Tunjungan menjadi destinasi wisata heritage.