Heboh Permen Cinta

Orang Tua Takut Siswa Konsumsi Permen Cinta

Peredaran permen karet perangsang libido meresahkan banyak pihak terutama para orangtua yang memiliki anak perempuan.

Editor: Heru Pramono
zoom-inlihat foto Orang Tua Takut Siswa Konsumsi Permen Cinta
surya/ahmad zaimul haq
SOSIALISASI- Briptu Devi Selvia dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya saat memberikan penyuluhan kepada pelajar SMK Hant Tuah I Surabaya mengenai permen cinta, Rabu (6/2/2013).
SURYA Online, SURABAYA - Peredaran permen karet perangsang libido meresahkan banyak pihak terutama para orangtua yang memiliki anak perempuan. Mereka cemas permen ini disalahgunakan untuk menjebak para anak baru gede (ABG), kendati para distributor mengklaim bahwa permen tersebut dikhususkan buat pasangan suami istri.

Pakar farmasi Universitas Airlangga Surabaya Prof  Mangestuti Agil, misalnya, merasa miris mendengar beredarnya permen karet ini. Sebagai akademisi sekaligus orangtua, ia menilai peredaran permen ini layak membuat para orangtua khawatir.

Selain melihat bentuk permen “Cinta’ yang sama persis dengan permen karet pada umumnya, Mangestuti khawatir karena permen karet sangat digemari kalangan pelajar. 

“Harga Rp 75.000 tidak terlalu mahal untuk siswa sekolah masa kini. Kalau permen ini memang seperti apa yang diklaim oleh penjualnya, jelas bisa merusak masa depan anak-anak muda,” kata Mangestuti. Guru besar bidang Ilmu Botani inipun siap membantu Surya menelusuri apa kandungan sebenarnya permen karet tersebut.

 Ny Dian Prita Damayanti (50), ibu dari seorang siswi SMA Negeri di Sidoarjo, juga mengungkapkan kecemasannya. Warga Perum Magersari Sidoarjo ini terang-terangan khawatir dengan kabar beredarnya permen cinta tersebut.

“Jelas saya khawatir. Saya harus secepatnya memberitahukan kabar ini ke putri saya. Ini agar dia bisa berhati-hati. Tidak hanya saya, orang tua lain mestinya juga harus waspada dan beritahu putra-putri mereka,” cemas dia.

Ny Dian pun berharap, agar pihak sekolah memerhatikan hal ini. Menurutnya, meski belum terbukti sudah beredar di lingkungan sekolahan, tapi tidak ada salahnya pihak sekolah mewaspadai beredarnya permen cinta.

“Saya berharap pihak sekolah meluangkan waktu khusus untuk memberikan penyuluhan kepada para murid. Selain sekolah, saya juga berharap agar yang berwajib tegas menertibkan peredaran permen ini. Bahaya kalau anak di bawah umur bisa beli dengan bebas,” harap Dian. (ab/idl)

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved